Soal Isu SARA di Pilkada Jabar, Ini Pesan Kiai Ma’ruf Untuk Dedi Mulyadi

JABAR NEWS | BEKASI – Rais ‘Aam PBNU Kiai Ma’ruf Amin turut prihatin atas isu SARA yang dihembuskan dalam setiap perhelatan Pilkada termasuk Pilkada Jawa Barat (Jabar) yang akan dihelat pada bulan Juni 2018 mendatang.

Kiai sepuh yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI Pusat itu menghimbau kepada masyarakat agar setiap isu yang berkembang disikapi secara arif dan dewasa.

Menurut dia, jika kedewasaan ini muncul, maka warga tidak akan mudah terprovokasi apabila terdapat pihak-pihak yang mengaitkan isu Agama dengan kepentingan politik Pilkada.

Baca Juga:  Tahura Djuanda Bandung Diperluas, Mulai Gunung Manglayang Sampai Ujungberung

“Jangan terprovokasi, Agama jangan diacak-acak,” singkat Kiai Ma’ruf disela kegiatan di Pesantren Manarul Huda, Kabupaten Bekasi, belum lama ini.

Terkait Pilkada Jabar sendiri, terdapat Kader Nahdhiyyin yakni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang akan maju dalam perhelatan demokrasi lima tahunan tersebut.

Kiai Ma’ruf menilai sosok Dedi sebagai orang yang paling rajin menyapa dan bertemu warganya. Baik dalam kapasitasnya sebagai Bupati maupun sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat.

Baca Juga:  Waduh Puluhan Motor Mogok Massal Usai Isi Bensin di Pertamina Ini

“Saya doakan semoga beliau berhasil menjadi pemimpin Jabar. Karena Bupati Purwakarta ini Cagub Jabar paling rajin bertemu warga sampai pelosok,” ujarnya.

Sebagai penganut Aqidah Islam Ahlu Sunnah wal Jama’ah, lanjut Kiai Ma’ruf, Dedi berhasil menterjemahkan nilai-nilai Nahdhiyyin yang selama ini hanya berada dalam lingkup Pesantren ke dalam kebijakan yang memiliki cakupan yang lebih luas.

Baca Juga:  Bawaslu Jabar Tegaskan Sanksi ASN yang Langgar Netralitas saat Pemilu 2024 Bisa Diberhentikan

Hal ini dibuktikan dengan pemberlakukan program pendalaman kitab kuning untuk pelajar Purwakarta di sekolah umum.

Juga program pendidikan berbasis Madrasah dan Pesantren sebagai jalan tengah atas polemik Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2017 tentang Full Day School.

“Wajar kalau programnya sejalan dengan NU, karena beliau seorang Nahdhiyin,” pungkasnya. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat