Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Susilawati menyambut baik aspirasi yang disampaikan para sopir. Menurutnya, ketidakteraturan harga di berbagai lokasi penjualan pasir menjadi salah satu sumber masalah utama. Bahkan, harga bisa berubah hanya dalam hitungan jam.
“Ada ketidakseragaman harga di beberapa tempat, misalnya pagi Rp 370 ribu, lalu siangnya bisa naik jadi Rp 390 ribu. Ini tentu merugikan sopir dan kontraktor lokal,” ungkapnya.
Susilawati juga menyoroti kehadiran truk-truk besar dari luar Cianjur yang diduga mendominasi pembelian pasir di lokasi tambang, menyebabkan sopir lokal sulit mendapatkan stok. Bahkan, beberapa sopir harus menunggu hingga dua hari dua malam di lokasi pengambilan pasir.
“Kondisi ini membuat pembangunan lokal jadi terhambat karena distribusi pasir tidak lancar. Kami akan fasilitasi mediasi dan mencari solusi agar harga kembali normal dan distribusi lebih merata,” tegasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News