Sudah Waktunya Kader NU Harus Ambil Andil Dalam Pilkada Purwakarta

JABAR NEWS | PURWAKARTA – Sebagai Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) terbesar di Indonesia, dan khususnya di Kabupaten Purwakarta, Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purwakarta sudah saatnya ikut ambil bagian dalam momentum persiapan Pilkada Purwakarta 2018 mendatang.

Hal ini dikatakan salah satu Tokoh Muda NU Purwakarta KH Ahmad Anwar Nasihin, S.Hi, saat menjadi narasumber dalam sebuah kegiatan di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatut Tarbiyyah, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, Jum’at (07/07/2017).

“Kader organik NU Purwakarta sudah waktunya beriztihad untuk ikut andil di Pilkada 2018, dan harus tersirat dari kesadaran individunya masing masing,” kata pria yang akrab disapa Anwar tersebut.

Anwar menjelaskan, NU Purwakarta saat ini memiliki banyak kader yang sudah menyebar di berbagai unsur, baik di pemerintahan maupun di masyarakat. Bahkan tidak menutup mata hampir pos-pos penting di Purwakarta sudah di pegang oleh orang orang NU. Jelas ini adalah modal besar bagi NU untuk menjadi primadona dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Baca Juga:  Sebanyak 10 Wajib Pajak Terima Penghargaan dari KPP Madya Bandung

Memang NU bukan Parpol yang bisa mencalonkan kadernya untuk menjadi pengusung calon kepala daerah, tapi kekuatan NU akan memberikan kontribusi besar saat memberikan dukungan sepenuhnya kepada siapapun yang bergandengan dengan NU.

“Selain itu, kader dan simpatisan NU dengan sekuat tenaga pasti akan memberikan dukungannya, karena orang NU akan semakin kompak dan bangga apabila kadernya maju di kontestasi Pilkada nanti,” jelasnya.

Anwar saat ini menjabat sebagai Ketua Rijalul Ansor GP Ansor Jawa Barat sekaligus Pimpinan Ponpes Raudlatut Tarbiyyah Plered ini menegaskan, dari hasil beberapa kali musyawarah para Kiyai Muda dan para Kiyai Sesepuh NU Purwakarta berpendapat bahwa untuk Pilkada 2018 nanti bersepakat untuk mengusung kader NU asli.

Sampai hari ini, ada beberapa nama yang sering didiskusikan oleh para kyai sepuh NU, seperti H. Diding Saepudin Zuhri, SH, dia kader NU yang sudah lama aktif di awali di GP Ansor Purwakart sampai sekarang menjadi Anggota DPRD Prov Jabar. Terus Kang Deni Ahmad Haidar kader muda NU yang sudah banyak mewarnai gerakan NU yang moderat dan terpimpin sekarang menjabat sebagai Ketua GP Ansor Jawa Barat sekaligus Ketua KPU Purwakarta dua periode.

Baca Juga:  Soal ASO, Ridwan Kamil: Warga Jabar Harus dapat Hak Informasi di Era Digital

Kemudian ada nama KH. John Dien yang merupakan mantan Ketua PC GP Ansor Purwakarta Tahun 1994, Mantan Ketua PC NU Purwakarta Tahun 2005 dan sekarang menjabat Ketua Umum MUI Purwakarta.

“Ada satu lagi Mantu Abah Cipulus H. Hadi M Sa’id, M.SI, yang merupakan Wakil Ketua Pengurus Pusat GP Ansor. Ia pun banyak jejaring di Jakarta,” tambahnya.

Namun di luar sana terang Anwar, menjelang tahapan Pilkada 2018, ada asumsi keterbukaan untuk berlomba dalam pesta demokrasi Pilkada. Sehingga banyak tokoh dinilai terjebak dengan situasi hari ini. Karena terdapat anggapan bahwa Pilkada 2018 incumbent tidak akan maju lagi karena sudah dua periode menjabat sebagai Bupati Purwakarta, sehingga muncul anggapan tidak ada lawan yang unggul.

Baca Juga:  Identitas Tujuh Korban Tewas dalam Laka Lantas di Karawang, Satu Orang Asal Subang

Semuanya hampir sama kapasitasnya, bahkan tidak sedikit yang mengharapkan restu sebagai penerus kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi. Al hasil, sejumlah partai yang membuka pendaftaran Balon Bupati/Wakil Bupati Purwakarta 2018-2023 langsung diserbu para pendaftar.

Tapi menurut Anwar justru sebaliknya, Pilkada 2018 tidak akan terjadi perlombaan yang berlebihan. Malah akan terjadi perampingan calon dan penggemukan koalisi Parpol. Silahkan saja sekarang berlomba lomba mencari kepercayaan dari Masyarakat, karena itu tidak gampang meyakinkan hati masyarakat.

“Di Pilkada Purwakarta ukurannya mungkin tidak cukup mengandalkan banyak uang dan sebagai Ketua Parpol, minimal dia pernah berjasa dan pernah eksis berkontribusi positif dalam proses membangun peradaban di Purwakarta, baik melalui personal, organisasi maupun Parpol. Terlebih dia punya elektabilitas yang tinggi,” terangnya. (Zal)

Jabar News | Berita Jawa Barat