“Usia kira-kira ada sekitar 40 tahun, sejak tahun 1985-1984 itu sudah terpakai dan sekaligus jembatan itu menghubungkan jalan ke Kampung Culamega pada waktu itu,” ujar Dodi.
Hal sama senada masih katanya, dibangun hasil swadaya masyarakat dibuat dengan bahan dari bambu dan kayu seadanya dan sudah sering itu tergerus oleh banjir bandang. Kalau gak salah atau masih ingat itu tahun 1990 dan 2000 juga pernah diterjang banjir hingga rusak lalu diperbaiki dan rusak lagi.
“Ya! Sampai saat ini bangunan tersebut masih menggunakan beralaskan bambu yang dianyam dan memang betul kalau banjir bandang aktivitas terhambat,” ucap Dodi.
Ia menyambungkan, pasalnya banyak anak-anak lewat dan suka sangat miris sekali. Intinya, mudah-mudahan secepatnya ada bantuan melalui pembangunan jembatan permanen. Kalau seandainya jembatan itu putus terdampak banjir paling ada jalan alternatif jaraknya sangat jauh, karena keliling daerah Taman Sari itu kira-kira 4,5 kilometer.
“Setiap hari untuk kegiatan aktivitas sering dilalui anak-anak warga sini,” tutup Dodi, singkat berharap ada bantuan. (Mul)