
“Kami para orang tua turut berkontribusi dalam membantu mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan opsi pembayaran bertahap serta alternatif kegiatan dalam kota yang lebih terjangkau bagi yang tidak bisa mengikuti KOB,” jelasnya.
Selain itu, pihak sekolah dan komite menerapkan standar ketat dalam memilih penyedia layanan perjalanan. Armada transportasi, akomodasi, serta aspek keamanan dan kenyamanan siswa menjadi prioritas utama.
Bahkan, pihak travel wajib memastikan bahwa siswa tetap menjalankan ibadah selama perjalanan.
“Jika ada siswa yang jatuh sakit di lokasi KOB, mereka akan langsung dipulangkan dengan pendampingan hingga ke rumah,” imbuh Eko.
Eko mempertanyakan imbauan dari Dedi Mulyadi agar kegiatan study tour oleh pihak sekolah dihentikan.