“Keberhasilan ini didukung oleh strategi yang tepat, ketersediaan obat yang memadai, dan kerjasama yang baik antar berbagai pihak,” jelas dr. Asep.
Peran fasilitas kesehatan swasta disebut sangat membantu dalam upaya menanggulangi kasus TBC di Purwakarta.
Ia menyebut, kolaborasi yang kuat antara fasiltas kesehatan pemerintah dan swasta membuat masyarakat Purwakarta mendapat akses pengobatan TBC yang cepat dan berkualitas.
“Saat ini, terdapat 30 fasyankes swasta yang aktif memberikan layanan pengobatan TBC, terdiri dari 10 Rumah Sakit, 18 Klinik, dan 2 TPMD (Tempat Praktik Mandiri Dokter),” ungkapnya.
Selain memperluas layanan, Pemkab Purwakarta juga menjalankan berbagai strategi pengendalian TBC secara berkelanjutan, di antaranya:
- Penguatan komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam mendukung percepatan eliminasi TBC, yang diwujudkan melalui penerbitan Perda TB-HIV, Perbup penanggulangan TBC, SK Tim DPPM TBC, SK Tim KOPI TB, dan SK Tim TP2TBC.
- Peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien.
- Optimalisasi upaya promosi, pencegahan TBC, dan pengendalian infeksi.
- Pemanfaatan hasil riset dan teknologi dalam penanggulangan TBC.
- Skrining, diagnosis, dan tatalaksana TBC yang efektif.
- Peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multisektor dalam eliminasi TBC.
- Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.