Selain faktor drainase dan mata air, Firmansyah mengungkapkan bahwa lokasi tanah bergerak berada di tepi lereng serta merupakan tanah bekas urukan.
Kondisi ini membuatnya kurang mampu menahan beban berat, terutama ketika rumah-rumah di sana mulai dibangun bertingkat.
“Sejak awal, rumah-rumah di pinggiran lereng tidak direkomendasikan untuk dibangun lebih dari satu lantai. Namun, kini banyak yang menambah lantai bangunan, sehingga daya dukung tanah tidak mencukupi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi di lokasi yang sama sekitar 10 tahun lalu.