“Itu murni agar proses berjalan lancar dan tidak melukai bagian tubuh lainnya. Tidak ada niat lain. Bahkan setelah kejadian, kami langsung mediasi dengan keluarga,” lanjutnya.
Dani menuturkan bahwa pada hari ketiga pascakejadian, pihaknya bersama keluarga balita melakukan islah dan saling memaafkan, yang disaksikan oleh Ketua RT dan Babinsa setempat. Namun ia mengaku kaget karena video tersebut tetap viral setelahnya.
“Sudah damai, bahkan doa bersama juga digelar. Tapi dua hari setelah itu videonya viral di medsos,” ungkap Dani.
Ia menambahkan, dirinya siap bertanggung jawab dan membuka diri untuk proses mediasi lanjutan jika diperlukan, termasuk bila harus memberikan klarifikasi di hadapan pihak kepolisian.
“Saya siap jika dimediasi ulang, termasuk jika dimintai keterangan resmi. Tidak ada maksud menyakiti anak itu,” tegasnya.