Erwan juga menyoroti perubahan pola interaksi sosial anak-anak di era digital. Ia mengingatkan orang tua dan guru untuk lebih peduli terhadap perkembangan karakter anak di tengah arus teknologi yang cepat.
“Sekarang anak-anak baru istirahat, guru belum keluar dari kelas, mereka sudah langsung main gadget. Kita tidak melarang mereka mengenal teknologi, tapi ada hal-hal yang belum saatnya mereka tahu. Jangan sampai anak-anak kita menjadi ‘tua sebelum waktunya’,” tegasnya.
Sebagai bentuk konkret pelestarian budaya, dalam kegiatan HAN kali ini juga diberikan piagam Rekor MURI atas penyelenggaraan permainan tradisional terbanyak dengan mengenakan kebaya. Hal ini dinilai sebagai upaya kreatif dalam membangun kebanggaan budaya sejak usia dini. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News