Listiawati menyampaikan keluhan terkait polusi debu, kerusakan jalan yang menjadi licin, dan rusaknya infrastruktur akibat truk pengangkut tanah yang melintas setiap hari.
Musim kemarau membuat debu sangat mengganggu, dan sekarang, musim hujan menyebabkan banjir karena saluran air tertutup.
Sementara itu Syahrozi, seorang warga lainnya, menambahkan bahwa getaran truk pengangkut tanah juga mengkhawatirkan, menyebabkan rumah-rumah warga bergetar dan rusak.
Warga telah merasakan ketidaknyamanan ini selama beberapa bulan, dan meskipun dijanjikan uang kompensasi, hingga saat ini belum ada realisasi dari janji kontraktor.
Warga menekankan bahwa tuntutan mereka hanyalah untuk mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga, dan mereka tidak ingin menghalangi proyek nasional tersebut.
Dalam aksi unjuk rasa ini, warga berharap agar pihak terkait segera merespons dan memberikan solusi atas dampak negatif yang mereka alami.
“Kami hanya menuntut hak-hak kami di sini sebagai warga. Kami juga ingin tenang, mereka juga pasti ingin bekerja dengan tenang. Ini proyek nasional, kita juga tidak mau menghalangi,” tandasnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News