JABARNEWS | GARUT – Rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menghidupkan kembali (reaktivasi) jalur kereta api Garut–Cikajang memicu gelombang penolakan dari masyarakat yang tinggal di sekitar rel.
Penolakan itu disampaikan langsung oleh Paguyuban Warga Masyarakat Bantaran Rel (PWMBR) Garut yang menilai proyek reaktivasi jalur kereta api ini tidak transparan dan berpotensi menimbulkan masalah sosial baru.
Alimudin Garbiz, Sekretaris PWMBR Garut, menyampaikan bahwa masyarakat menolak keras reaktivasi jika tidak ada pelibatan aktif warga terdampak sejak awal.
Menurutnya, proyek reaktivasi ini terkesan tergesa-gesa tanpa kejelasan mengenai manfaat dan dampaknya bagi masyarakat kecil.
“Kami menuntut transparansi, keadilan, dan keterlibatan langsung. Jangan sampai ini hanya jadi proyek simbolis yang merugikan warga yang sudah lama tinggal di bantaran rel,” ujar Alimudin kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).