
“Hoaks ini mudah berkembang melalui produk-produk digital nonjurnalistik. Mereka hanya mengejar clickers, likers, viewers dan lainnya. Sehingga beritanya sudah muncul duluan. Padahal belum tentu valid,” ungkap Andi.
Pers yang berada dalam naungan media massa, bagi Andi, memiliki peran untuk memverifikasi info-info tersebut. Kredibilitas sebuah media massa dan para pewartanya perlu diperhatikan dari hal terkecil seperti tertib admistrasi.
“Media massa yang kompeten itu harus sudah terverifikasi secara administrasi, seperti badan hukumnya terdaftar, dan para wartawannya juga tersertifikasi. Kita tiap tahun mengadakan uji kompetensi wartawan. Pengujinya dari Dewan Pers,” ujarnya.
Nara sumber lainnya, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Iqwan Sabba Roml mengatakan, support dari para mitra kerja dan pemerintah sangat membantu selama masa pandemi ini.
Misalnya, dari pemkot memfasilitasi wartawan untuk vaksin, juga informasi-informasi detail dari humas yang membantu kami dalam membuat berita.





