Ridwan Kamil: Arsirtek Harus Proaktif Hadapi Revolusi Industri 4.0

JABARNEWS | BANDUNG – Era Revolusi Industri 4.0 ditandai peran teknologi mengambil alih hampir sebagian besar aktivitas perekonomian. Menyambut Revolusi Industri 4.0, pemerintah telah bergerak cepat dengan membuat peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengatakan industri 4.0 menjadi tantangan bagi arsitek. Maka itu, Emil demikan sapaan akarabnya, meminta arsitek untuk beradaptasi dengan kebutuhan zaman yang berubah secara dinamis. Hal tersebut sebagai arah yang jelas dan langkah strategis untuk menuju negara yang tangguh, guna mewujudkan Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat pada 2030.

Baca Juga:  Soal Sanksi Kerumunan Rizieq di Mega Mendung, Ini Kata Ridwan Kamil

“Tantangan zaman makin besar, kalau saya titip pesan kira-kira jangan pasif di zaman yang serba dinamis. Kita harus jadi arsitek yang sangat aktif, tidak bisa menunggu tapi juga proaktif,” kata Emil saat menghadiri acara peringatan HUT ke-60 Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) di Dago Tea House, Kota Bandung, Selasa (17/9/2019) malam.

“Dan dimensi-dimensi baru harus juga bisa diadaptasi. Ada isu 4.0, ada isu inklusif, Architecture Without Walls ini saya kira salah satu semangat bahwa yang harus dilayani arsitek tidak hanya mereka yang mampu membayar tapi juga pihak-pihak yang ber-kesusahan,” lanjutnya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Minta Perusahaan Adakan Tes Proaktif Covid-19 Mandiri

Sebagai orang yang memiliki latar belakang arsitek, Emil mengajak para arsitek Indonesia untuk memiliki semangat inklusivitas. Dengan begitu, kata dia, para arsitek dapat menjawab tantangan zaman pada masa depan. Karena, profesi yang akan bertahan pada masa depan merupakan profesi yang bersifat problem solving.

“Satu hal yang jadi renungan saya, profesi arsitek adalah profesi yang umurnya panjang. Dalam revolusi industri 4.0, di mana pekerjaan-pekerjaan rutin akan digantikan oleh robot, oleh hitungan internet, oleh artificial intelegent, oleh Internet of Think (IOT), dan seterunsya,” katanya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil: Bulan Depan, Vaksin Impor Fokus Untuk Tenaga Kesehatan

Inspirasi dan ide diperlukan arsitek Indonesia dalam menghadapi situasi saat ini, tantangan dan peluang untuk layanan arsitektur di wilayah perkotaan, regional, nasional dan global.

“Yang bertahan dalam revolusi besar di 4.0 ini adalah profesi-profesi yang problem solving profession,” ucap Emil.

Termasuk bagaimana strategi mengembangkan layanan arsitektur yang lebih luas di dalam dan luar negeri, serta bagaimana menanggapi masalah arsitektur termasuk pelestarian kekayaan arsitektur Nusantara untuk masa depan Arsitektur 4.0. (Red)