Inovasi Kelompok Ternak, Kotoran Sapi Jadi Penunjang Kebutuhan Rumah Tangga

JABARNEWS | BANDUNG – Sebuah Kelompok Ternak dan Tani di Kabupaten Bandung manfaatkan kotoran sapi sehingga bisa memiliki nilai yang sangat berharga dan begitu sangat vital.

Kelompok pegiat tani dan ternak yang beralamat di Kampung Ciaul, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung ini membuat bahan bakar alternatif berupa biogas yang berbahan dasar dari kotoran sapi.

Ketua Kelompok Ternak Alit Suryana mengatakan pihaknya sudah memulai mengolah kotoran sapi sejak tahun 2011 silam untuk kebutuhan memasak. Hal ini kata Alit berawal dari beberapa rumah yang menjadi percontohan hingga bisa bertambah menjadi 20 rumah yang memanfaatkan kotoran sapi tersebut.

Baca Juga:  5 Hari Hilang di Gunung Sawal, Sulaiman Belum Ditemukan

“Sekitar tahun 2011 warga mulai mengenal bahan bakar alternatif itu. Awalnya ada 9 rumah yang menjadi percontohan hingga akhirnya sampai tahun 2020 ini bertambah menjadi 90 rumah,” ucap Alit, Sabtu (22/8/2020).

Alit juga mengaku, sebelumnya warga kurang percaya dengan adanya inovasi tersebut karena berlandaskan latar belakang pendidikan. Tapi seiring berjalannya waktu perlahan warga mulai merasakan apa saja keuntungannya.

“Dengan edukasi yang masif alhamdulillah warga paham. Kotoran sapi itu tak sekadar bermanfaat untuk pupuk saja namun bila dikelola dengan baik akan menghasilkan sebuah bahan bakar alternatif,” jelasnya.

Baca Juga:  Kosgoro Dorong Airlangga Kembali Jadi Ketum Golkar

Alit pun menceritakan bila Cisondari sebagai desa yang memiliki populasi sapi perah terbanyak setelah Pangalengan sempat dilanda persoalan limbah kotoran sapi hingga mencemari anak sungai Citarum.

“Berangkat dari keprihatinan itu membuat warga sepakat mencari solusi yang salah satunya pemanfaatan biogas dari kotoran sapi dimana di tahun 2010 ada kajian lebih dulu dari pemerintah setempat,” lanjut Alit.

Setelah dikaji secara tuntas, pemanfaat kotoran sapi ini semakin banyak. Sebab melalui uji coba yang panjang termasuk pembaharuan tempat penampungnya. Alit pun bersyukur respon warga yang ingin memanfaatkan energi biogas ini terus naik termasuk di masa pandemi Covid-19. Sebab sesuai hitungan biogas ini bisa menghemat penggunaan 2 sampai 3 tabung gas 3kg.

Baca Juga:  Tiga Hal Ini Yang Mesti Kalian Hindari Ketika Sedang Dehidrasi

“Sempat penampungan memakai media plastik, fiber, dan terakhir kini dibeton. Dari penampungan (kotoran sapi) itu lalu dipasang pipa paralon tersambung ke rumah warga sebagai penyalur biogas. Hingga saat ini ada 200 ekor sapi untuk menunjang pemanfaatan energi biogas bagi warga di 6 RW di Kampung Ciaul, Cisondari,” pungkasnya. (Red)