Si Tangan Emas, julukan Ponirin Meka, mulai berkibar pada turnamen Fatahillah Cup 1982.
Pada semifinal menghadapi Persija Jakarta, pelatih PSMS, Herman Tamaela, mempercayai Ponirin Meka untuk tampil sebagai kiper inti menggantikan Taufik Lubis yang sedang tidak fit.
Ternyata Ponirin Meka tidak kagok berhadapan dengan Persija yang diperkuat bintang-bintang Tim Nasional seperti Ristomoyo dan Budi Tanoto. Kegemilangannya membawa PSMS Medan lolos ke final setelah mengalahkan Persija 2-1.
Di laga final melawan PSIS Semarang, Ponirin Meka sekali lagi tampil cemerlang di bawah mistar dan membawa timnya menjadi juara usai menang 2-1.
Usai turnamen tersebut, Ponirin Meka langsung jadi pilihan utama di posisi penjaga gawang PSMS Medan.