Ia mencontohkan, meskipun pangan lokal seperti tiwul di Yogyakarta sudah kuat di tingkat daerah, perlu upaya agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Menyikapi hal ini, Ike Widyaningrum dari Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa kementeriannya terus mendukung potensi pangan lokal.
Ia mengungkapkan bahwa pengembangan komoditas ini ditangani oleh Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.
Kementan juga fokus pada penerapan inovasi di tingkat daerah, termasuk sistem tumpang sari yang memanfaatkan lahan sawah untuk budidaya keladi, jagung, dan kacang-kacangan.
“Banyak pangan lokal yang dapat dibudidayakan dengan mudah. Dalam dua tahun ke depan, setelah target swasembada terpenuhi, Kementerian Pertanian akan fokus memperkuat pengembangan pangan lokal,” kata Ike.
Para narasumber sepakat, ancaman krisis iklim menuntut urgensi diversifikasi pangan. Fluktuasi curah hujan dan cuaca ekstrem rentan mengganggu produksi beras nasional.
Dalam situasi ini, pangan lokal menjadi kunci kemandirian pangan, menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia.(red)





