JABARNEWS | BANDUNG – Kasus kematian Covid-19 terus bertambah setiap harinya, salah satunya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung yang memberlakukan protokol COvid-19 mencatat sudah ada 150 jenazah Covid-19 yang dimakamkan disana.
Salah satu petugas penggali kubur di TPU Cikadut, Kota Bandung, Beni D (35) mengaku pihaknya tak pernah merasa takut akan tertular virus Covid-19 ini, meskipun dirinya selalu menangani langsung proses pemakaman jenazah Covid-19.
“Meskipun akhlak saya belum betul, Insya Allah kita semua masih punya Allah, masalah kematian hanya Allah yang tahu,” ujar Beni saat ditanya alasannya tidak pernah merasa takut tertular Covid-19, Sabtu (22/8/2020).
Beni menerangkan, pihaknya selalu menjalani proses pemakaman jenazah Covid-19 tersebut pada dini hari. Meskipun kata Beni, dirinya sudah selama dua tahun menikmati pekerjaannya tersebut menjadi tukang gali kubur, akan tetapi hal yang berbeda dirasakannya ketika menguburkan jenazah Covid-19.
“Karena ini sudah jadi tugas kami sebagai tukang gali makam. Belum pernah ada kendala saat menjalani proses pemakaman jenazah Covid-19, banyak keluarga korban yang pasrah dan mengupakan terima kasih kepada kami,” katanya.
Beni mengatakan, ia bersama 160 rekannya penggali kubur secara bergiliran di seluruh TPU Kota Bandung. Menurut Beni khusus di TPU Cikadut: pemakaman tidak memandang waktu, dari pagi sampai pagi harus siapp. DI UPT 3 diadakan piket malam, karena sering terjadi pemakaman malam sejak adanya covid 19.
Beni bersama rekan rekan nya sejak adanya covid harus kerja ekstra karena pemakaman sering terjadi mendadak tak mengenal waktu, namun kadang kami sedih sebagai tukang gali tak pernah dilirik.
“Masyarakat hanya menilai garda terdepan adalah petugas rumah sakit, padahal kami juga ikut andil,” ujarnya.
Menurut Beni, ia bersama rekannya kini belajar ikhlas dan bekerja sepenuh hati. Terkait gaji setiap bulan diakui Beni, pemberiannya lancar. Sementara soal insentif khusus pemakaman Covid-19, kata Beni selama ini baru terima satu kali pembayaran sebesar Rp 300 ribu.
Beni mengaku mendengar kabar bakal ada honor tahap dua bagi petugas gali kubur Covid-19 tapi tidak terlalu berharap takut kecewa.
“Saya merasa bersyukur Pemkot telah mengucurkan honor Rp 300 ribu selama lima bulan atau selama pandemi, mudah-mudahan ada tambahan. Saya pasrah saja jangan terlalu berharap seperti hal nya di PHP (pemberi harapan palsu) sama perempuan hahahaha,” kata pria yang berstatus lajang ini.
Beny mengatakan, petugas di TPU Cikadut dalam seminggu full buat lubang, dalam bisa membuat lubang dua sampai tiga.
“Saya sedih jika melihat anak kecil meninggal covid menyusul ibunya hanya jarak sebulan dan ada bayi meninggal dalam kandungan karena ibunya positif covid,” ujar Beni yang rumahnya di sekitar TPU Cikadut.
Beni baru dua tahun diangkat jadi penggali kubur menggantikan ayahnya yang meninggal. (Red)