Miris, Seorang Istri Seniman Terpaksa Jual Peralatan Untuk Keperluan Sehari-hari

JABARNEWS | CIANJUR – Keluarga Abah Wajon, terutama sang istri tercinta dengan berat hati terpaksa melelang beberapa alat kesenian tradisional wayang golek. Karena terdesak untuk keperluan selama dirawat di puskesmas.

Diketahui, kini Abah Wajon (60) salah satu personil kesenian daerah tradisional wayang golek tersebut, sedang dirawat secara medis, di Puskesmas Naringgul, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

“Terhitung baru dua hari dilakukan perawatan,” kata Sarnih (55) istri dari Abah Wajon, Sabtu (22/8/2020).

Sang istri membenarkan, sebetulnya tidak menginginkan menjual alat keseniannya tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, butuh untuk keperluan sehari-hari selama suami dirawat di puskesmas.

Baca Juga:  Karawang Sediakan Ratusan Kamar Hotel Gratis Bagi Tenaga Medis

“Bukan masalah harganya, tapi kenangannya suami selama menekuni bergelut di bidang seni,” ujar Sarnih, didampingi Dasiman (27) putra keduanya.

Sementara, beberapa alat kesenian tradisional yang akan dilelang tersebut diantarany seperti kecapi, calung, tarawangsa, kendang yang tinggal tempatnya (wadahnya), lalu topeng reog.

Sarnih memaparkan, kalau mengenai harga sebetulnya, bingung juga mau jual berapa. Pada intinya, asalkan ada mahar saja. Artinya buat alat-alat kesenian, bantu menolong begitu untuk keperluan selama dirawat suami.

Baca Juga:  Ehem! Presiden Jokowi Ketemuan dengan Elon Musk di Amerika Serikat

“Syukur-syukur keinginan mahal, karena barang antik. Apalagi di masa pandemi Covid-19, yang sedang krisis ekonomi saat ini,” tuturnya.

Terpisah, Atra (30) salah satu tetangga abah Wajon membenarkan, kalau biaya berobat (perawatan) semuanya ditanggung pemerintah. Tapi keluarga butuh untuk kebutuhan atau keperluan sehari-harinya.

“Nah, itupun barang (alat) sudah tidak utuh. Artinya sudah banyak yang rusak,” ucapnya.

Baca Juga:  Tunggu Putusan Pemerintah, Honorer K2 Aksi Lagi Di Depan Istana

Atra melanjutkan, kendang hanya tinggal tempatnya doang, dan kecapi senarnya pun sudah pada putus. Hanya dengan menyisakan tiga lagi, lalu alat kesenian tarawangsa hal sama sudah tidak ada senarnya juga.

Ia menambahkan, mengenai harga gak jadi patokan. Tapi, keinginan pihak keluarga butuh biaya sekitar Rp5 juta.

“Semoga saja ada minat para dermawan atau para pejabat, yang hendak mau beli. Ya, niatannya untuk membantu atau menolong,” pungkasnya, karena melihat kondisi alat musik kesenian sudah pada tua. (Mul)