JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Sejumlah pedagang kecil di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mulai mengeluhkan menurunnya pendapatan di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Selain jumlah pembeli yang berkurang, banyak juga warga yang kasbon (ngutang) karena mereka mengaku sudah tidak memiliki uang lagi.
“Kendati sudah banyak warga yang pulang kampung, namun pendapatan hasil penjualan menurun drastis dari hari-hari biasanya, dan malah banyak yang kasbon,” kata Juhri, salah satu pedagang sembako di Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Senin (27/4/2020).
Sebelumnya Juhri berharap dengan adanya bantuan pemerintah bagi warga masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat membantu meningkatkan penjualan warung sembakonya, namun justru yang terjadi sebaliknya.
“Ada beberapa tetangga yang dapat bantuan. Harapannya ada imbas pada pendapatan warung. Tapi Nu aya makin kagencet. Hutang teu malayar, belanja juga gak. Karena sembako merek sudah punya di rumah masing-masing,” ujar Juhri.
Hal yang sama dirasakan Rustandi, pedagang sembako di Kampung Citiis, Desa Batulayang Cililin. Hasil pendapatan dari usahanya makin sepi dari para pelanggan sekitar.
“Makin sepi sekarang karena warga sudah dapat bantuan sembako dari pemerintah,” ujar Rustandi.
Keluhan serupa juga disampaikan Wawan, pedagang awug yang biasa mangkal tiap sore di Jalan GA Manulang, Padalarang.
“Paling dapat seperempatnya dari hari biasa. Gimana lagi pak, mungkin sekarang pada nggak kerja jadi nggak punya uang,” ungkap Wawan.
Sebelumnya diberitakan muncul aspirasi yang disampaikan Anggota DPRD Jawa Barat Edi Rusyandi agar bantuan sosial pemerintah dalam menangani dampak Covid-19 diberikan secara tunai agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Dan pelaku ekonomi kecil masyarakat tetap hidup.
Sementara ini kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat skema bantuan senilai 500 ribu dipecah menjadi 150 ribu tunai dan sisanya 350 ribu diberikan dalam bentuk sembako. (Red)