Pemkab Karawang Kewalahan Lacak Kontak Pasien Covid-19

JABARNEWS | KARAWANG – Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang melacak orang-orang yang sempat kontak langsung dengan para pasien positif, untuk memutus rantai penyebaran. Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang Fitra Hergyana mengungkapkan, dalam pelacakan tersebut tim mengalami kendala yang cukup kompleks, salah satunya adalah belum diketahuinya lokasi penularan pasien posotof Covid-19

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, Jawa Barat kesulitan melacak riwayat pasien Covid-19 karena telah terjadi transmisi lokal atau penularan antar orang di dalam daerah. Sumber penularan yang susah diketahui berpotensi meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Sebagai contoh, per tiga hari kemarin, dua pasien postif di Karawang Barat belum diketahui tertular darimana. Hal itu diungkapkan camat setempat.

Baca Juga:  Interpol Terbitkan Yellow Notice Pencarian Anak Ridwan Kamil

Di sisi lain,Fitria Heryana menuturkan, ada 22 dari 30 kecamatan di Karawang terdapat warga yang terinfeksi Covid-19. Artinya, hampir 80 persen wilayah Kabupaten Karawang sudah menjadi daerah yang rawan terpapar penyakit tersebut.

Bahkan, kata dia, ada beberapa pasien positif Covid-19 yang merupakan pedagang makanan keliling, penjual sayur, dan tukang jahit. Semakin banyak orang yang ditemui penderita, maka waktu yang dibutuhkan tim satgas melacak riwayat pertemuan semakin lama.

“Tidak mudah mencari sumber penularan karena mereka (penderita) banyak bertemu orang yang tidak dikenalnya (pembeli) dalam sehari,” ucap Fitra.

Dalam sepekan terakhir, peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Karawang mencapai 12 orang. Pada Senin (20/4), tercatat ada 66 orang positif Covid-19. Kini, jumlahnya telah menjadi 88 orang positif terjangkit virus tersebut, 51 orang di antaranya masih dirawat, 31 orang dinyatakan sembuh, dan 6 orang meninggal.

Baca Juga:  Masa Pandemi Covid-19, Sektor Perbankan di Ciayumajakuning Stabil

“Kami bukan ingin menakut-nakuti, melainkan mengingatkan kepada masyarakat agar jangan meremehkan. Gunakan masker, lakukan social distancing, tidak nongkrong, dan kurangi aktivitas di luar rumah.” timpal dia.

Mayoritas pasien yang meninggal memiliki penyakit penyerta (komorbid), yakni jantung dan hipertensi. Kondisi pasien yang terinfeksi dapat semakin parah jika ada riwayat komorbid dan telah berusia lanjut.

Menurut Fitra, dalam menekan penyebaran itu, pihaknya harus berpacu dengan waktu, terlebih dengan munculnya transmisi lokal pada beberapa kasus. Keterbatasan alat uji juga membuat Pemkab Karawang melakukan pengadaan alat uji polymerase chain reaction (PCR) di daerahnya sendiri.

Baca Juga:  Jangan Coba-Coba Berjalan Sambil Menatap Ponsel Di Kota Ini

Semakin lama hasil tes keluar, maka semakin banyak kemungkinan penyebaran virus korona baru itu. Kondisi itu menghambat gugus tugas dalam menangani pasien dan melakukan pelacakan di daerah. Kini, alat itu berada di Rumah Sakit Khusus Paru Karawang dan mampu mengolah 90 sampel spesimen dengan durasi 4,5 jam.

Per hari ini, ada 10 pasien sembuh yang tengah menjalani masa isolasi pascaperawatan di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang. Mereka bakal menjalani isolasi selama satu minggu di BLK dan dipantau kondisinya oleh tim medis dari Dinas Kesehatan. (Red)