Target Pajak Tahun Kota Bandung Depan Harus Naik

JABARNEWS | BANDUNG – Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana mengharapkan raihan target pajak tahun depan naik. Pasalnya target memang harus naik karena pembangunan semakin meningkat.

Bahkan, jika dirasa regulasi memerlukan up date agar raihan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat maka akan dilakukan.

“Regulasi pasti di-up date lah ya, untuk kenyamanan ruang bayar pajak, agar tepat waktu tepat jumlah semakin baik. Kontribusi pajak ke PAD ini saya paling besar tapi saya belum tahu laporan perorangan yang dapat penghargaan yang mana saja,” jelas Yana.

Baca Juga:  Jadwal Persib Berubah, Ini Tanggapan Robert Alberts

“Mudah-mudahan spare waktu yang ada saat ini seperti disampaikan Kepala BPPD masih bisa dikejar. Mudah-mudahan minimal kita sama seperti tahun lalu lah,” ucapnya optimis.

Sementara itu Kepala BPPD Ema Sumarna mengakui jika dipenghujung akhir tahun ini harus meraih sesuai target Rp 2,6 triliun tentu akan sulit.

“Kalau Rp 2,6 triliun itu di luar potensi kita. Apalagi ada satu jenis pajak yakni Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sulit kita prediksi secara akurat,” terangnya.

Baca Juga:  Hingga 2018, Kemendagri Belum Bisa Menyetujui Pemekaran Wilayah

BPHTB, kata Ema, tergantung pada dinamika ekonomi yang terjadi, kemudian bagaimana orang tertarik dan berinvestasi di Kota Bandung lalu terjadi transaksi yang sangat luar biasa seperti yang diharapkan.

Andalan pajak itu ada di BPHTB dan PBB. Namun itu butuh kesadaran masyarakat, seiring dengan meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah agar membangun kembali kepercayaan masyarakat sehingga sadar bayar pajak.

“Karena fakta nyata nya, dari pajak masyarakat bisa merasakan pembangunan ini kan,” tuturnya.

Baca Juga:  Ini SOP Dan GAP Untuk Petani Di Darangdan Purwakarta

Khusus di jenis Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bisa membongkar target. Pasalnya masih ada uang sekitar Rp 93 miliar, bahkan bisa sampai Rp 120 miliar uang masuk jika masyarakat sadar bayar.

“Tidak perlu lagi tagih-tagih, tapi kalau tahun ini masih tidak bayar, tahun depan kita kejar lagi. Namun dari neraca kita jadi kurang menguntungkan karena itu menjadi catatan piutang,” tegas Ema. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat