Tukang Sablon Berhasil Buat Bahan Bakar

JABARNEWS | BANDUNG – Siapa bilang profesi sablon kaos tidak bisa membuat inovasi menghebohkan di luar kegiatannya sehari-hari.

Pria asal Surabaya ini ternyata berhasil mematahkan anggapan itu. Yap, Dimas Bagus Wijanarko berhasil membuat bahan bakar motor merek Vespa kesayangannya dari sampah plastik. Bahan untuk membuktikan risetnya itu, dia bakal berkeliling 15 daerah untuk workshop dan mengkampanyekan bahaya sampah plastik.

Dimas mengisahkan, awalnya ia tahu bahan bakar sampah plastik dari temannya bernama Jalaludin Rumi.

Lalu Tahun 2014 melalui teori-teori Jalaludin dan membaca buku ia pun mempraktekanya. Alhasil dari tanggal 19 Mei lalu hingga hari ini ia bisa mengunakan motor berbahan bakar buatannya itu.

“Sistem kerjanya sebenarnya metode destilasi kering dan prosesnya itu untuk merubah benda padat menjadi cair, dengan pemanasaan suhu yang cukup tinggi dengan minimal atau tanpa oksigen sehingga terjadi proses kimia di dalam tabung gas. Setelah itu menghasilkan gas yang gasnya itu diubah menjadi cair,” jelas Dimas, di kantor Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Jln. Sadang Serang, Senin(21/5/2018).

Baca Juga:  Ini Cara LPPM Unisba Optimalisasikan Wakaf Produktif

Jelasnya, awal sampah dimasukan ke tabung reaktor, lalu dipanaskan,dan akhirnya berubah menjadi gas kemudian masuk kondensor atau pendingin dan dia berubah menjadi minyak.

Minyak itulah yang kemudian jadi bahan bakar. Bahan Bakar itu tidak untuk diolah lagi, langsung bisa digunakan. Untuk memperkaya risetnya, Dimas mengaku tidak akan memberhentikan mesin motornya hingga di tujuan akhir Selesai.

Baca Juga:  Tiga Usaha Di Bidang Pariwisata Yang Sebagai Bisnis Potensial

Dimas sudah memulai perjalanan risetnya itu dari Jakarta, Bogor, Cireunde, Bandung, dan berakhir di Bali.

“Ada 15 titik yang akan saya datangi di setiap titik akan melakukan workshop, kampanye bahaya sampah dan juga mengolah sampah plastik until stok bahan bakar saya,” terang pria berumur 42 tahun itu.

Paparnya, untuk mendapatkan 1 liter dibutuhkan 1-2 kg sampah. Untuk membuat alat itu Dimas mengaku belum mengkalkulasi detail per detail uang namun tidak sampai Rp. 2 juta.

“Ia ini portables, sebenarnya biaya produksi tergantung kapasitas. Yang saya bawa ini 3 kg, kalau dicacah bisa 5 kg, dan yang itu bisa sampai 7 kg sampah. Proses kurang lebih 1 jam untuk yang 3 kg,” jelas pemilik hobi naik gunung dan baca buku itu.

Baca Juga:  Sejak 2012 Alat Deteksi Tsunami Tak Beroperasi

Kendati ia hanya seorang diri melakukan perjalanan dengan motornya itu, namun ada 4 orang temanya yang turut serta dengan menggunakan mobil.

Disinggung sudahkah ada pemerintah atau pihak swasta yang tertarik karyanya. Diakui Dimas belum ada.

“Malah pemerintah Jepang yang minta, tapi karena itu harus industri besar dan nanti jadi materi saya jadi belum menyepakatinya,” pungkasnya.

Dimas mendata, sampah platisk itu terbanyak berada di rumah tangga, perusahaan ritel, dan objek pariwisata.

“2 bulan pertama riset kompor meledak, lalu kaki kena minyak. Sempat buka tabung keluar api. Pokoknya pengalaman pahit sudah pernah Dan jadi pelajaran,” ujarnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat