Ada Kupas Kelapa Dengan Gigi Di Garut

JABARNEWS | GARUT – Salah satu suguhan acara pada Festival Seni Budaya Garut Art Attack (GAA) di kawasan Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, yang sempat memukau penonton adalah penampilan seni Debus. Atraksi yang diperagakan Kang Jayadi (45) asal Kecamatan Samarang.

Dia mampu memperagakan keahliannya yang membuat penonton berdecak kagum dan bengong. Betapa tidak, ia menebas leher menyayat lidah, tangan, dan perut dengan golok dan gergaji mesin tanpa terluka sedikitpun.

Ia bahkan menguliti kulit kelapa hanya dengan menggunakan gigi. “Aduh linu ninggalna oge. Tapi geuning teu naon naon, orang Garut mah sakti nya (Aduh, ngilu ngelihatnya. tapi nggak apa-apalah, orang garut sakti ya-red) ,” kata Hj. Ida Fardida (56) pengunjung asal Tasikmalaya dikutip dari kabarpriangan, Selasa (1/5/2018).

Baca Juga:  Inilah 4 Atlet Cantik Yang Akan Tampil Di Asian Games 2018

Dia mengaku, sengaja datang ke Situ Bagendit hanya untuk nonton acara Garut Art Attack ini. “Kemarin saya baca di koran ada acara ini. Ya sekarang saya dengan suami dan keluarga datang ke sini ingin lihat,” ujarnya.

Pengunjung lainya asal Sumedang, Undang Komar (51) memberikan apresiasi pada acara Garut Art Attack ini. Hanya saja, kata dia, panitia kurang memperhitungkan jadwal pelaksanannya.

“Kenapa dilaksanakan di saat anak sekolah ujian, dan kenapa kurang promosi. Saya keliling kota Garut tapi tidak ditemukan adanya baliho atau spanduk terpasang. Saya juga tahu ada acara ini setelah baca di koran.” kata warga asal Sumedang Kota itu.

Baca Juga:  Ternyata Ini Bahaya Ekstension Bulu Mata Menurut dr. Saddam Ismail

Sebagaimana diketahui, seni Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukkan kemampuan manusia yang luar biasa. Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Sedangkan pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692) Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat Banten melawan penjajah Belanda pada masa itu.

Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi antara seni tari dan suara. Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar, dan pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.

Baca Juga:  KNPI Minta Pemkab Karawang Bentuk Dinas Pemuda dan Olahraga

Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara penyebaran agama Islam. Namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu.

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa Debus berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (Tahun 1848-1908). Percaya atau tidak, sampai sekarang seni Debus kerap dipertontonkan kepada masyarakat dalam satu acara tertentu. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat