Air Baku PDAM Kota Bandung Mengering

JABARNEWS | BANDUNG – PDAM Tirtawening Kota Bandung mengaku khawatir jika kemarau masih berkepanjangan. Pasalnya sumber air baku milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di situ Cipanunjang dan situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, kondisinya kritis. Bahkan Situ Cipanunjang sudah mengering.

“Saya mengkhawatirkan kemarau masih berkepanjangan. Seperti kita ketahui bahwa tugas PDAM hanya mengelola air dengan kapasitas yang kita miliki dan mendistribusikan. Kita tidak bisa berbuat apa-apa saat kapasitas air yang kita olah tidak ada,” ujar Direktur Utama Sonny Salimi usai mengunjungi lokasi air baku, Rabu (26/9/2018).

Kata Sonny saat mengecek ke sumber air terbesar yang ada di wilayah selatan, yakni Situ Cileunca dan Situ Cipanunjang ditemukan beberapa fakta.

“Bandung Raya tidak mendapat hujan, lebih dari empat bulan bahkan sekarang hampir 5 bulan. Jadi sangat mengkhawatirkan cadangan air baku kita yang ada di situ Cipanunjang sudah mengering. Tinggal yang ada di situ Cileunca saja,” paparnya.

Baca Juga:  Plt Bupati Subang Lantik Delapan Kades Di Kecamatan Pabuaran

Lebih jauh kata Sonny, situ Cipanunjang normalnya ketinggian air mencapai 23 meter, tapi kenyataannya sekarang sudah kering. Sedangkan untuk situ Cileunca tinggi permukaan air sudah turun sebanyak 4,5 meter.

Pihaknya belum tahu situ Cileunca mampu bertahan hingga berapa bulan jika air diambil terus tanpa ada hujan yang cukup.

“Untuk mengatasi air baku kita tidak bisa apa-apa, karena sumber air itu disediakan oleh alam. Jadi cara lain atasi kondisi ini hampir tidak mungkin dalam waktu cepat. Kecuali misalkan menurunkan hujan buatan, tapi itu bukan kewenangan kita,” tandasnya.

“Atau misalnya dalam jangka waktu panjang, kita harus memikirkan menambah danau atau yang ada ini direstorasi. Artinya dikembalikan kapasitasnya untuk dapat bertahan dalam jangka waktu satu tahun,” jelasnya.

Baca Juga:  Paul Frank Ajak Pelanggan Berkreasi Dengan Layanan ‘Do It Yourself’

Untuk jangka pendek kata Sonny terbilang sulit, karena sungai-sungai yang ada di Bandung Raya pun cenderung mengering.

Dalam hal ini, Sonny menyarankan agar semua pihak bersama-sama memikirkan. Pemerintah dengan kewenangannya, masyarakat dengan inisiatif dan kemampuannya, serta berbagai pihak lainnya.

“Jadi jangan hanya ingat kalau sudah musim kemarau, kita juga harus mulai antisipasi pada musim hujan. Supaya kita bisa menahan air yang bisa kita gunakan pada saat musim kemarau,” sarannya.

Kondisi pendistribusian air PDAM ke pelanggan sendiri kata Sonny masih stabil. Itu karena penggunaan air dilakukan oleh PT Indonesia Power cukup bijak. mereka bisa mengatur penggunaan turbin berbahan air itu minimal. Sehingga air untuk mengairi sumber air yang dibutuhkan masih tercukupi.

Baca Juga:  Hadiri Diskusi Publik Gema Petani, Uu Ruzhanul Ulum Ngaku Rindu Orde Baru

“Alhamdulillah, sampai hari ini PDAM masih bisa mengelola secara normal air yang ada, tapi saya tidak bisa memprediksi kondisi satu atau dua minggu kedepan seperti apa. Terimakasih kepada PT Indonesia Power mereka telah bijak menggunaka turbinnya, sehingga mereka lakukan pengaturan pengoperasian sehingga tidak terlalu banyak menggunakan air,” terangnya.

“Produksi PDAM dari air baku di daerah Dago Kota Bandung masih di 2500 liter per detik untuk di Kota Bandung, dan dari situ Cileunca sekitar 1800 liter per detik, itu masih normal. Kita tidak tahu air masih bisa bertahan hingga musim penghujan,” tutupnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat