Bandung Masih Sering Banjir, DPU Bikin Danau Retensi Lagi

JABARNEWS | BANDUNG – Kendati berbagai upaya atasi banjir sudah dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung ternyata banjir masih ada. Berdasar alasan itulah DPU akan menambah kolam retensi tahun depan.

“Ya memang masih ada banjir di beberapa titik, tapi tidak lama, 30 menit sudah surut,” ujar Kepala DPU Kota Bandung, Arief Prasetya, kepada wartawan, Rabu (14/11/2018).

Arief mengatakan, genangan masih nampak di Kopo Caringin, Kacapiring, dan Mohc. Toha, dengan ketinggian sekitar 50 centimeter.

Untuk itu, DPU Kota Bandung masih akan menambah jumlah kolam retensi tahap dua di Sirnaraga tahun depan. Hal ini karena kolam retensi yang ada saat ini belum bisa menampung aliran air dengan maskimal.

Baca Juga:  Pencarian 10 Pemain Terbaik Untuk Ikuti LAStreeball Chalange The World 2019

Arief mengatakan, kolam retensi yang sudah digunakan sekarang seluas 1.900 meter persegi, dengan kapasitas 3 ribu meter kubik.

“Pembangunannya sudah 80 persen, mudah-mudahan pada akhir November sudah bisa digunakan dengan maksimal,” terang Arief.

Selama hujan kemarin, lanjut Arief, pihaknya sudah melakukan uji coba dan mengevaluasi untuk mengetahui mana saja yang harus diperbaiki.

Ke depan, untuk mengurangi banjir lebih maksimal, Arief mengatakan, pihaknya akan membuat kolam retensi lagi di Sirnaraga.

Baca Juga:  Prabowo-Sandi Absen Pada Acara Pemakaman Ibu Ani

Luasnya lebih kecil, dengan kapasitas juga lebih kecil. Namun diharapkan bisa menunjang kinerja kolam retensi sebelumnya.

Untuk lokasi, Arief mengatakan, dibangun tidak jauh dari kolam retensi yang sekarang.

Selain itu, Kolam retensi juga akan dibangun di Gedebage dekat dengan Pasar Gedebage.

“Provinsi membangun seluas 17 hektare, dan akan membuat kolam retensi dengan kapasitas sekitar 8 ribu meter kubik,” terangnya.

Konsentrasi anggaran DPU tahun depan, diakui Arief memang akan dititikberatkan di penanggulangan banjir. Karena pembangunan jalan sudah 80 persen baik.

Disinggung mengenai pagu anggaran di 2019, menurut Arief sekitar Rp. 386 miliar untuk penanggulangan pemeliharaan termasuk penanggulangan banjir.

Baca Juga:  Cellica Nurrachadiana Berharap Mal Pelayanan Publik Jadi Pusat Ekonomi Baru

“Penanggulangan banjir yang masuk ke dalam pemeliharaan di sini adalah penambahan besar drainase, yang sekarang mencapai 120 X 80 meter,” terang Arief.

Sekarang, tambah Arief, jika saluran mampet maka memungkinkan untuk dimasuki manusia untuk dibersihkan.

Selain itu, Arief juga rutin melakukan pengerukan sedimentasi. Karena selalu ada sampah yang dibuang ke sungai, terutama sampah plastik dan sampah rumah tangga.

“Alhamdulillah, sekarang kita tidak pernah melihat ada sampah besar seperti sofa dan kasur,” pungkasnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat