Banjir Pagarsih Akibat Basement Air Tak Nampung Limpahan Air

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman, Pertanahan Dan Pemakaman (DPKP3) Arief Prasetya mengaku di Gang Tresna Asih Kecamatan Astana Anyar hingga kini masih banjir. Hal itu dikarenakan basement tidak bisa menampung seluruh air yang datang ke lokasi tersebut.

“Kalau banjir di Gang Tresna Asih di Pagarsih efek basement, jadi selain air masuk ke basement ada limpahan juga ke warga karena basement tidak bisa menampung seluruhnya,” jelas Arief kepada wartawan di Taman Sejarah, Kamis (15/11/2018).

Baca Juga:  Wagub Uu: Perguruan Tinggi di Jabar Masih Lemah dalam Bidang Kemasyarakatan

Selain di Gang Tresna Asih titik banjir baru yakni di Komplek Istana Sudirman Jalan Sudirman. Pihaknya mengaku masih memelajari penyebabnya.

“Dari mana air itu, apakah drainase tersumbat, sehingga terjadi genangan masih kita pelajari. Banjir tidak terlalu panjang hanya ratusan meter tapi ganggu lalu lintas. Setinggi 30 centimeter dan dalam 30 menit sudah surut,” jelasnya lagi.

Sedang untuk di wilayah Bandung Timur, kata Arief, di daerah Gedebage pihak ya sudah membuka saluran croosing basement air di Pinus, genangan masih ada tapi cepat surut. Sorotan ke depan masih ke Pagarsih, karena banjir masuk ke rumah warga.

Baca Juga:  Inilah Yang Membuat Masakan Anda Jadi Tidak Sehat

“Gedebage juga masih menghantui beberapa komplek perumahan. Kami belum dapat treatment, tapi sedimentasi selalu dilakukan. Nah untuk banjir bandang yang terjadi di Cicaheum itu karena bendung alam, pohon tumbang menyumbat aliran sungai hingga air tertahan dan patah barangnya sebabkan bandang. Kami sudah cek ke sungai diatas dan mudah-mudahan tidak ada terjadi lagi,”

Selain itu, lanjutnya, Komplek Perumahan Adipura, Jalan Dr Djudjunan, Pasar Gedebage Sungai Cinambo, pun masih jadi sorotan.

Baca Juga:  Sosiolog Bandung: Wanita Juga Mampu Berpolitik Lho!

“Dan imbas di perapatan jalam rumah sakit itu kita ada rencana buat kolam retensi seluas 3.074 m2. Namun kita banyak berharap kolam retensi mesjid terapung bisa kurangi banjir karena luasnya sampai 7,4 ha,” harapnya.

Arief pun menyampaikan, kedalaman minimal sungai itu 6 meter. Di Bandung kebanyakan tidak kebih dari 3 meter. “Idealnya 8 meter. Cuman keadaan sekarang kan itu menyempit, seperti sungai Cikapundung kolom,” tutupnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat