Dari Pengalaman Pahit, Aam Ingin Sadarkan Pengendara

JABARNEWS | BANDUNG – Pengalaman pahit ditinggal anak secara tragis akibat ditabrak sepeda motor yang melajukan kencang kendaraannya. Membuat Aam Imaddudin bertekad untuk menyadarkan para pengendara agar berkendara sesuai aturan.

Aam mengisahkan, Maret itu ia beserta isteri dan dua anaknya tengah jalan pagi di Alun-alun Banjar Kab Bandung. Datang rombongan sepeda motor.

Baca Juga:  Waduh... Banyak Mantan Koruptor Di Pileg

“Kami kira sudah aman karena semua sudah melaju jauh ternyata ada peserta rombongan yang tercemar dan saat itu lah anak kedua saya yang berumur 1,4 bulan tertabrak,” kisah Aam dengan mata berkaca-kaca.

Kejadian Maret itu kata dosen sebuah perguruan tinggi di Kabupaten membuat Aam dan isteri sedikit depresi.

Hingga akhirnya Aam memposting di akun facebook terkait kematian putranya bernama Nizam Alkhasyaf. Banyak menerima like, dukungan, doa dan komentar positif membuat Aam semakin tergerak untuk melakukan penyadaran berkendara.

Baca Juga:  Begini Kesan Penjaga SDN 2 Ciseureuh Purwakarta Terhadap Bocah Yang Tenggelam Di Sungai Ciherang

Terlebih saat ada sebuah yayasan dan komunitas yang konsen dalam penyelamatan lalu lintas tengah kampanye #StopNgebut. Aam langsung bergabung dan hingga kini ia rajin menyosialisasikan pentingnya tertib berkendara terutama mentaati peraturan soal kecepatan laju kendaraan.

Baca Juga:  Kalau Mau Minta ’Jatah’, Mbok Ya Ajuin ke Bupati Sumedang

Kasubnit Laka Polrestabes Bandung Iptu Angga Handiman mengatakan sebenarnya ada aturan laju kendaraan.

“Untuk didalam kota maksimal 60 kilometer per jam, antar kota 80 kilometer per jam, dan di jalan tol 100 kilometer per jam,” tegas Angga. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat