JABARNEWS | BANDUNG – Masih banyak warga yang bertanya-tanya kemana pajak yang disetorkan selama ini. Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, pajak yang selama ini dibayarkan warga sebagian besar digunakan kependudukan, kesehatan, infrastruktur, ketertiban, dan kegiatan sosial.
“Berdasarkan data 2017, untuk pendidikan sebesar Rp 1,3 triliun atau 19,8 persen, untuk kesehatan Rp 1,2 triliun. Untuk infrastruktur Rp 1 triliun, untuk ketertiban Rp 121 miliar dan kegiatan sosial sebesar Rp 73 miliar,” tegas Ema usai sosialisasi Pajak di Lapang Peter, Minggu (29/7/2018).
Ema menerangkan, target pajak tahun ini sebesar Rp 2,6 triliun. Terdiri dari pajak hotel sebesar Rp 310 miliar, restoran Rp 300 miliar, hiburan Rp 100 miliar, parkir Rp 42,5 miliar, Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Rp 195 miliar, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp 725 miliar, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp 700 miliar 500 juta, reklame Rp 240 miliar, dan Pajak Air Tanah (PAT) Rp 31,5 miliar.
Pada kesempatan itu, Ema pun menyampaikan sebenarnya keringanan pajak sudah diberikan kepada warga namun dengan catatan. Khusus keringanan yakni, pertama bagi pensiunan PNS golongan II ke bawah mendapat pengurangan 40 persen. Kemudian, untuk pensiunan TNI-Polri Bintara dan Tamtama pun sama 40 persen.
“Sedangkan untuk TNI perwira sama dengan PNS golongan III dan IV itu 25 persen. Kalau veteran 75 persen, kalau penggiat lingkungan 50 persen,” paparnya seraya mengingatkan semua keringan itu berlaku jika yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai wajib pajak yang berhak mendapat keringanan itu.
Begitupun untuk progam bebas pajak bagi masyarakat miskin. Kata Ema, mereka harus mengajukan terlebih dulu. “Ya tinggal minta saja permohonan, karena kita tidak bisa automaticlly. Mereka harus datang ke RT dan RW,” jelasnya.
Sayangnya, program ini diakui Ema belum dimanfaatkan warga. Data Tahun lalu dari 62 ribu warga miskin yang berhak tidak sampai 10 ribu warga miskin tersebut memanfaatkannya.
“Saya mengimbau pak camat dalam kegiatan agama, sosial, digambarkan lagi program itu. Agar warga miskin terakomodir, tapi ingat setiap tahun mereka di data ulang dinsos. Harapan kami, mereka jadi meningkat taraf hidupnya,” tandasnya. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat