Ketua Paguyuban Pasundan Sayangkan Kegaduhan Pemilihan Rektor Unpad

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Paguyuban Pasundan, Didi Turmudzi menyayangkan kegaduhan yang terjadi dalam pemilihan rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Terlebih universitas tersebut, sebagai salah satu tempat akademik terbesar di Indonesia.

“Karakteristik masyarakat Jabar adalah Husnudzon (prasangka baik) dengan siapapun yang datang ke Jawa Barat, baik berbeda suku atau agama tetap diterima. Jangan sampai pemilihan rektor Unpad menciderai keutuhan dan persatuan di Jawa Barat,” ungkapnya di Kantor Paguyuban Pasundan, Jln. Sumatera, Kota Bandung, Jumat (28/9/2018).

Menurutnya, Bhineka Tunggal Ika merupakan falsafah kehidupan bangsa Indonesia, yang memiliki arti walau berbeda tetap satu jua. Sehingga tidak memandang suku atau agama, tapi siapapun yang memberikan kontribusi besar bagi negera dan bangsa.

Baca Juga:  Informasi Pembuatan SIM Tanpa Tes adalah Hoax

“Jadi tidak memasalahkan suku apa tapi yang penting Indonesia. Ada juga orang sunda yang jadi rektor di Universitas Gajah Mada (UGM), yaitu pak Kusnadi. Yang penting adalah perilaku nyunda, karena banyak juga orang sunda yang berperilaku tidak menjaga atau mencintai nilai-nilai sunda,” tuturnya.

Dikatakannya, dengan kondisi kegaduhan tersebut, membuatnya miris karena mulai diungkapnya kesalahan atau aib seseorang. Dimana akan merusak keharmonisan dan kebersamaan, yang ada dalam sebuah universitas atau kampus.

Baca Juga:  Polres Purwakarta ajak Komunitas Gowes jadi Agen P4GN

“Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga nilai-nilai etika dan akhlak, sesuai ajaran agama kita. Jangan sampai proses pemilihan tersebut dinodai oleh hal negatif seperti ini,” katanya.

Didi berharap, kedepan proses pemilihan rektor tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar, terutama dengan memegang nilai-nilai agama dan budaya.

“Keributan tidak perlu terjadi dan siapapun hasilnya, dapat memberikan manfaat bagi negara dan bangsa khususnya Jawa Barat,” ujarnya.

Baca Juga:  Bandung Tuan Rumah Peringatan HUT Pramuka Tingkat Daerah 2017

Pada kesempatan yang sama, Tokoh Masyarakat Jawa Barat, TB. Hassanudin menyesalkan adanya persoalan kesukuan yang keluar dari seorang akademisi atau intelektual. Pasalnya Indonesia merupakan negara pluralisme, yang menjunjung persatuan dan kesatuan.

Ia meminta agar proses pemilihan rektor tersebut berjalan dengan semestinya sesuai peraturan yang berlaku.

“Saya menyesalkan kenapa terkait kesukuan keluar dari seorang intelektual yang berpikiran maju. Juga terkait ranah pribadi yang terlalu jauh, yang sebenarnya setahu saya sudah selesai secara hukum,” Pungkasnya. (Rnu)

Jabarnews | Berita Jawa Barat