PMI Kabupaten Purwakarta Kekurangan Stok Darah A Dan AB

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kian hari permintaan darah untuk golongan A dan AB di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Kabupaten Purwakarta terus meningkat. Sayangnya, saat ini, stok dua golongan darah tersebut sedang menipis. Bahkan, jumlah yang tersedia masih dibawah angka ideal.

Ketua PMI Kabupaten Purwakarta, Lalam Martakusuma, mengatakan, saat ini, permintaan dua golongan darah tersebut cukup tinggi. Mayoritas, permintaan darah untuk kedua jenis golongan itu merupakan pasien DBD.

“Stoknya sedang menipis. Kami, cukup kesulitan mencari pendonor untuk golongan darah A dan AB ini, ” ujar Lalam, Rabu (16/1/2019).

Menurutnya, dengan kondisi stok darah yang menipis ini membuat khawatir. Apalagi, jika merujuk pada pengalaman, setiap pergantian musim seperti sekarang ini permintaan akan darah kerap meningkat. Terutama, dua golongan darah tersebut.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Gali Potensi Perluasan Pasar Ekspor ke Tiongkok

Sampai hari ini, sambung dia, stok darah yang ada di UDD hanya 211 labu. Dengan rincian, untuk stok golongan darah A hanya 14 labu. Padahal, minimalnya atau idealnya stok golongan darah A harus 40 labu.

Kemudian, golongan darah B yang telah uji saring ada 37 labu. Sedangkan, yang belum uji saring, stoknya cukup banyak mencapai 75 labu. Jadi, untuk golongan darah ini tak ada masalah.

Lalu, golongan darah O, stok yang telah diuji saring mencapai 37 labu. Namun, UDD masih punya 37 stok lagi yang belum diuji saring. Jadi, golongan darah O juga tak ada masalah terkait stoknya.

Baca Juga:  Herrie Mundur, Soler Jadi Asisten Pelatih

Sedangkan golongan darah AB, stok yang telah diuji hanya 11 labu. Adapun untuk darah golongan ini, UDD tidak memiliki stok yang belum diuji saring.

“Untuk stok trombosit, kita punya 17 labu,” ujarnya.

Sebagai solusi minimnya stok darah ini, lanjut Lalam, pihaknya menyarankan supaya pasien yang membutuhkan transfusi darah, terutama golongan darah A dan AB, harus membawa pendonor pengganti. Pendonor pengganti ini, sangatlah penting.

Sebab, darah yang nantinya dikeluarkan oleh UDD, stoknya bisa diganti melalui darah yang diambil dari keluarga pasien tersebut. Cara ini, dinilai paling cepat dan efektif.

Kata dia, jika mengandalkan dari pendonor itu tidak akan maksimal. Apalagi, pendonor darah A dan AB ini sangat sulit. Berbeda, dengan pendonor darah O dan B, jumlahnya sangat banyak. Tak heran, jima stoknya juga melimpah.

Baca Juga:  Himbauan Gubernur Jabar Memasuki Musim Kemarau

“Kalau tidak ada stoknya, kita bisa diprotes sama masyarakat. Sebab, UDD ini melayani permintaan darah,” kata Lalam.

Ditambahkannya, yang meminta darah ini bukan hanya RSUD Bayu Asih saja. Namun, seluruh RS swasta dan klinik juga meminta darah ke UDD. Karena itu, untuk menjaga supaya stok darah tetap terjaga, diharapkan keluarga pasien bisa membawa pendonor pengganti.

“Jadi, kita bukan ‘pelit’ atau memersulit untuk memberikan darah. Asalkan, ada donor pengganti dari anggota keluarga, kita siap melayani. Sebab, stok darah di kita tidak boleh kosong,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat