Revolusi Industri 4.0 Merubah Wajah Dunia

JABARNEWS | BANDUNG – Revolusi Industri 4.0 merubah wajah dunia, termasuk Indonesia, dimana faktor terbesar dalam revolusi ini ada internet.

Hal itu seperti dikatakan Jed Taro Donburg seorang Smart Nation, faktor terbesar dalam revolusi ini ada internet, di gedung CRCS Intitut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (4/4/2019).

Sejak tahun 1700-an dunia sudah mengalami revolusi industri. Dunia saat ini semakin masif dalam penggunaan internet untuk tahapan industri dan lain- lain. Iapun menambahkan perubahan dunia sangat cepat.

“Tahun 2020 akses internet lebih gila, biasanya 15 bite/second nanti upgrade ke 5G menjadi 5Gb/ second. Jadi kita harus bisa memanfaatkan adanya 5G ini, kita harus berfikir start up apa yang bisa digunakan ketika teknologi 5G ini semakin datar,” kata Taro.

Sejauh ini menurut Taro, Indonesia punya 5 Unicorn, kelima unicorn itu bisa hidup dan maju tanpa bantuan dari pemerintah. Salah satunya Gojek yang berhasil menendang transfortasi dunia raksasa milik Blue Bird.

Baca Juga:  Tokoh Agama Sebut Vaksinasi Covid-19 Tanggung Jawab Masyarakat

Menurutnya Bangsa ini mempunyai potensi yang sangat besar. Hal positif dalam waktu 5 tahun kita dari 0 bisa mengalahkan Singapur yang hanya punya 1 unicorn.

“Kita berada di benua yang tepat, waktu yang tepat, kita harus memacu diri sendiri untuk mengejar passion kita”, kata Taro.

Senada dengan hal tersebut, CEO PT Engginer Salman Subakar menuturkan, bawa teknologi dan revolusi industri merubah wajah bangsa membangun sebuah negara dengan enterpreneur.

Menurutnya, suatu institusi pendidikan terus bersaing, semisal di universitas luar negeri itu kuliah saja tidak cukup, lihat youtube apa yang di tonton mahasiswa sana, buku apa saja yang dibaca demi membangun karir ke depan dan apa saja yang harus di lakukan dalam 10 tahun ke depan.

“Banyak yang harus dipersiapkan dalam 10 tahun ke depan khususnya para mashasiwa. Di luar sana banyak yang bersaing. Kita lihat buku apa saja yang mereka baca, channel youtube apa yang di lihat dan masih banyak lagi yang harus di upgrade guna persaingan di era revolusi industri 4.0 ini, yang paling penting bisa produk management dan IT,” ujar Salman.

Baca Juga:  Kurangi Impor Plastik, Pemerintah Genjot Industri Daur Ulang

Bangsa Indonesia tambah Salman, tentu harus percaya dengan produk buatannya sendiri.

“Coba pikirin nih, jual produk murah mengalahkan china atau bikin Brand. Ya Indonesia sih lebih bagus bikin Brand,” kata Salman.

Menyikapi perubahan industri tersebut Soni Rustiadi, Director For Student Affairs Lecturer, enterprenership and technology Mangement di Institusi Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, perubahan itu menjadi sebuah keniscayaan.

Revolusi industri 4.0 itu sudah berlangsung di luar sana. Disini menurutnya sudah dipersiapkan mahasiswanya juga setiap elemen bisnis yang ada di Indonesia untuk bergerak bersama di tengah lapangan.

“Jika ini tidak bisa ditangkap sangat disayangkan sekali, pasalnya populasi penduduk Indonesia adalah nomor 4 terbanyak di dunia,” katanya.

Baca Juga:  KPU Purwakarta Dinilai Lemah karena Web Diretas

Di SBM ITB menurutnya, sudah mempunyai program enterpreneurship baik di tingkat Master maupun S1. Ia pun menambahkan bahwa pihaknya sudah mempunyai produk kewirausahaan dan MBA di bidang enterpreneurship.

Tidak hanya itu di dalam kelas selalu mengapdate ke mahasiswa mengenai modul-modul yang diberikan dan diambil perkembangan terakhir dari link star up, sehingga ke depannya mempunyai link bisnis.

Tentunya perkembangan bisnis ini yang dihadapi adalah 4.0 yang melibatkan koneksi dari berbagai pihak. Data dari semua perangkat dan elemen tadi merupakan hal penting.

“Maka istilah dari big data analisis internet option, kita akrabkan ke mahasiwa di usia dini. Begitupun di luar kelas dimana mahasiswa bukan hanya mengedivikasi peluang tapi menjadikan peluang sebuah bisnis star up yang di dorong menjadi lebih baik ke depannya”, kata Soni. (San)

Jabar News | Berita Jawa Barat