TB Hendra, Taman Bacaan Tertua di Bandung dengan Koleksi 700 Ribu Buku

JABARNEWS | BANDUNG – Di tengah pengaruh digitalisasi dan penurunan minat baca masyarakat, Taman Bacaan Hendra atau TB Hendra masih terus bertahan sebagai taman bacaan tertua di Bandung.

TB Hendra yang kini berumur 54 tahun terletak di Jalan Sabang Nomor 28, Kota Bandung. Taman bacaan ini didirikan pada 1967 atau tahun terakhir ketika Soekarno menjabat sebagai Presiden Indonesia.

TB Hendra didirikan oleh Juliana Huwae, yang sekarang sudah berusia 80 tahun. Generasi kedua sekaligus menantu Juliana, Atie Hendra menjelaskan, kecintaan Juliana Huwae terhadap buku melatarbelakangi pendirian TB Hendra.

Juliana Huwae, ungkap Atie Hendra, memiliki banyak koleksi buku. Minat baca tersebut juga berusaha ditularkan kepada keluarga dan tetangganya. 

Baca Juga:  Bogor Berlakukan Ganjil Genap, Bima Arya: Jumlah Kendaraan Menurun

Juliana Huwae kemudian menempatkan koleksi buku miliknya di garasi dan menyewakan buku-bukunya itu kepada tetangga di sekitar rumahnya. Seiring waktu berjalan dan anggota bertambah, jumlah buku di TB Hendra kian meningkat.

“Hampir ada sekitar 7-8 ribu member. Setiap harinya selalu banyak,” ungkap Atie Hendra, dikutip dari laman Disdik Jabar, Minggu (21/2/2021).

Tak kurang ada 700 ribu buku yang dikoleksi, belum termasuk buku-buku lain yang belum terdaftar atau diberi barcode. Buku yang ada di TB Hendra pun beragam, mulai dari komik, manga, petualangan anak-anak, novel hingga roman. 

Bahkan, cerita Atie Hendra, jika akhir pekan, jumlah orang yang ingin meminjam buku jauh lebih banyak dibandingkan hari biasa. Orang-orang sampai harus mengantre untuk meminjam buku.

Baca Juga:  Tiga Hal Yang Bisa Dilakukan Ketika Menemukan Ular Di Dalam Rumah

“Meski pagi belum buka, mereka sudah antre untuk meminjam buku. Pokoknya, waktu itu luar biasa peminatnya,” tutur Atie Hendra.

Namun, kondisi tersebut saat ini sulit terlihat lagi, karena jumlah pengunjung menurun signifikan. Selain menghadapi era disrupsi, pandemi Covid-19 juga turut memengaruhi penurunan tersebut. 

“Total member berkurang dan sekarang semakin turun karena mungkin banyak yang khawatir bukunya di-sharing dengan orang lain. Padahal, kita tetap menerapkan protokol kesehatan, secara rutin kita bersihkan,” ungkapnya. 

Meski demikian, Atie Hendra mengaku akan tetap memelihara TB Hendra agar tetap hidup. TB Hendra diharapkan bisa tetap lestari seiring berkembangnya zaman.

Baca Juga:  Sekda Bogor Geram Ada Yang Buang Belasan Karung Sampah APD Sembarangan

Bagi Atie Hendra, membaca buku selain menambah wawasan dan menghidupkan imajinasi, juga bisa membangkitkan kemampuan orang untuk memecahkan masalah. 

Atie Hendra pun mengajak para orang tua agar mengenalkan anak pada buku sedini mungkin. “Generasi hari ini sebaiknya dikenalkan dengan buku mulai dari kecil, karena manfaat buku sangat bagus,” ujarnya. 

Pekerja di TB Hendra, Iding Hidayat pun berbagi tips merawat buku. Menurutnya, inti merawat buku adalah menjaga kebersihan. 

“Buku harus bebas dari debu. Agar tak lembab, bisa disebarkan kamper secukupnya, lalu sesekali terangi dengan cahaya lampu,” imbaunya. (Red)