Tiga Ide Interior Home Living Yang Ramah Lingkungan

JABARNEWS | BANDUNG – Kerusakan alam dan polusi yang cukup memprihatinkan, mulai dari sampah yang bertebaran, bahan kimia yang merusak. Namun, siapa sangka bahwa dengan menggunakan bahan atau material ramah lingkungan pada interior pada sebuah home living dapat menjaga kualitas alam.

Banyak orang berlomba-lomba untuk membuat sebuah produk atau material yang ramah lingkungan. Trend Go Green sudah banyak digunakan dalam café, resto, tempat wisata, dll. Hal ini juga berlaku dalam desain interior pada sebuah home living.

Baca Juga:  Bikers Brotherhood 1% MC Beri Bantuan Penanganan Covid-19 di Bekasi

Oleh sebab itu berikut beberapa ide Desain Interior Home Living yang Ramah Lingkungan yakni:

Pertama. Perbanyak partisi kaca dan ventilasi – Desain interior yang saat ini cukup trend adalah ruangan dengan partisi berupa kaca yang cukup luas dan langsung menghadap ke arah outdoor (taman luar).

Selain memberikan kesan luas pada sebuah bangunan, partisi kaca juga dapat menjadi tempat masuknya sinar matahari, sehingga tidak diperlukan penerangan lampu pada siang hari.

Baca Juga:  Bisnis Prostitusi Online Terkuak, 8 Muda Mudi Diamankan Polres Tasikmalaya

Kedua. Gunakan furnitur daur ulang – Barang bekas yang sudah tidak dipakai biasanya dibiarkan menumpuk dan rusak begitu saja. Tetapi, saat ini banyak orang berkreasi dan menghasilkan sebuah produk/furniture baru yang memiliki desain unik dan menarik.

Furnitur daur ulang dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu Reuse dan Recycle. Reuse adalah proses dimana barang yang sudah tidak terpakai akan diperbaiki dan digunakan kembali menjadi furnitur yang berguna (contoh: tong bekas menjadi kursi).

Baca Juga:  Rawan Macet, Pemudik Diprediksi Padati Jalur Kalimalang Bekasi

Ketiga. Beton Geopolimer – Menurut lembaga penelitian Chatham House, semen merupakan sumber dari sekitar 8 persen emisi gas CO2 di dunia. Dengan banyaknya gedung arsitektur baru yang mulai dibangun, dapat dibayangkan berapa banyak emisi gas CO2 yang akan dihasilkan.

Oleh karena itu, diperlukan material pengganti untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. Material yang satu ini sepertinya masih cukup asing di telinga sebagian orang, tetapi ini merupakan salah satu material yang cukup ramah lingkungan. (Red)