Berikut Lima Manfaat Seledri, Diantaranya Membantu Diet Rendah Kalori

JABARNEWS | BANDUNG – Seledri atau Apium graveolens L merupakan sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan.

Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Baca Juga:  Ekonomi Masyarakat Terdampak PPKM, DPRD Jabar: Kita Pikirkan Kedepannya

Dilansir dari beberapa sumber berikut manfaat seledri bagi tubuh :

1. Membantu diet rendah kalori – Mengunyah sayuran seledri untuk camilan bisa mengurangi rasa lapar. Sayuran ini terbukti meningkatkan pelepasan hormon yang bisa memicu rasa kenyang.

2. Mengurangi peradangan – Penelitian di laboratorium membuktikan manfaat ekstrak seledri dapat memberikan anti peradangan atau anti inflamasi. Konsumsi zat penangkal peradangan dipercaya bisa menurunkan resiko terkena jantung dan kanker.

Baca Juga:  Viral! Video Cek-cok Petugas Dishub Medan Dengan Pengendara, Ini Penyebabnya

3. Menetralkan asam – Seledri mengandung mineral seperti magnesium, zat besi, dan natrium. Mineral tersebut dapat menetralkan asam makanan yang kita konsumsi. Sehingga, bisa membantu mengatasi kenaikan asam di dalam tubuh.

4. Mencegah pembentukan batu ginjal – Seledri merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak mengandung kalium dan antioksidan. Zat tersebut diketahui dapat mencegah penumpukan atau pengendapan mineral di dalam ginjal, sehingga mengurangi resiko terbentuknya batu ginjal.

Baca Juga:  KTMDU Tinggi di Jabar, Thoriqoh Nashrullah Fitriyah Minta Sosialisasi Taat Pajak Dimasifkan

5. Mengurangi risiko gagal ginjal – Sel tubuh yang sering terpapar radikal bebas atau mengalami proses oksidasi cenderung menjadi lebih cepat rusak. Hal ini bisa menyebabkan gangguan fungsi atau bahkan kerusakan organ tertentu, termasuk ginjal. Jika terdapat kerusakan pada ginjal, risiko untuk terjadinya gagal ginjal akan lebih besar.

Penulis: Muhammad Amaludin