JABARNEWS | BANDUNG – Penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lebaran 1439 H kemarin tepatnya pada H-6 Idul Fitri, membuat dinas sosial dan penanggulangan kemiskinan (Dinsosnangkis) keteteran.
Namun menurut Kadinsosnangkis Kota Bandung Tono Rusdiantono, kendati banyak berdatangan namun tidak membludak, sehingga bisa tertangani.
Hanya saja karena jumlahnya banyak, pembinaan pun tidak bisa dilakukan lebih lama.
“Tempatnya keberatan, karena dalam satu hari kita jaring 30 PMKS makanya kita hanya membina meraka 2-3 hari, lalu dikembalikan ke daerah asal,” jelas Tono usai rapim di Pendopo, Senin (2/7/2018).
Lanjutnya selama pembinaan para PMKS itu di ‘warning’ (Peringatkan,red), jika kembali menjadi gelandangan dan pengemis, atau mengamen di kota Bandung maka akan ditindak lebih tegas lagi.
Ditambahkan Kepala Seksi Tuna Sosial Dinsosnangkis Yogaswara Hendarmurti, selama lebaran kemarin, terjaring PMKS sebanyak 152 orang. Selanjutnya 152 PMKS dibina oleh Dinsos, Kodim, dan Dinas Kesehatan.
Lanjut Yogas, terbanyak PMKS dijaring di daerah Pasteur, Pasirkoja, Buahbatu, Samsat, Kopo, Gatsu, bunderan Cibeureum, by pass, Jl Ahmad Yani dan Kiaracondong.
Dan PMKS yang banyak terjaring itu, kebanyakan gelandangan, pengemis, pengamen dan anak jalanan.
“Gepeng itu kebanyakan dari Jawa tengah, Kabupaten Bandung, Cianjur, Garut, dan KBB. Kalau anak jalanan dan pengamen jalanan dari kota Bandung, Kabupaten Bandung, KBB, Sumedang, Cimahi, dan Garut,” paparnya. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat