Program Sekolah Perempuan Dianggap Diskriminatif, Ini Penjelasan Emil

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, angkat bicara soal isu yang kini tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat terkait program “Sekolah Perempuan” atau dikenal juga “Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta)”.

Program itu diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Desember 2018.

Program ini mulai mendapatkan perhatian setelah Wakil Bupat Bandung Barat, Hengky Kurniawan memposting di akun instagram miliknya @hengkykurniawan pada Kamis, 27 Desember 2018.

Baca Juga:  PLN Jabar ’Pelototi’ 10 Venue dan 16 Mess Atlet

“Gini, makanya media jangan menekankan kata perceraiannya. Sekolah perempuan itu yang provinsi didirikan untuk kemandirian perempuan. Itu sudah hasil kerja sama koordinasi debgan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Justru akan diduplikasi di seluruh Indonesia,” jelas Emil, sapaan Ridwan Kamil, Bandung, Kamis (3/1/2019)

“Itu hanya masalah Pak Wakil Bupati. Mungkin nulis statusnya terlalu terburu-buru gitu, sehingga yang terbaca oleh masyarakat seolah olah perceraian penyebabnya perempuan,” lanjutnya.

Emil menegaskan, tujuan dibentuknya Sekolah Perempuan untuk meningkatkan kemandirian keluarga, khususnya perekonomian keluarga yang sering kali menjadi sebuah kebutuhan.

Baca Juga:  Ini Tanda Bearing Roda Mobil Rusak, Diantaranya Velg Terasa Panas

“Jangan pake hanya nanti salah lagi, saya tidak menyebut untuk menekan angka perceraian,” tegas Emil.

Sebelumnya Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniwanan, mengunggah foto dirinya di instagram dengan caption yang cukup panjang berintikan tahun 2019 Pemerintah Bandung Barat akan meluncurkan Program Sekolah Ibu.

Hengky menyebut tujuan program itu untuk memberikan pemahaman tentang berumah tangga, bagaimana menghadapi suami, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak yang beranjak dewasa, dan materi lainnya untuk menekan angka perceraian di Bandung.

Baca Juga:  Ingin Open House Lebaran Saat Pandemi Covid-19? Lakukan Cara ini

Rupanya hal tersebut menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat, khususnya netizen yang banyak memberikan komentar dalam postingan tersebut. Sebagian besar menganggap Pemkab Bandung Barat sepihak menyalahkan perempuan sebagai penyebab perceraian.

Saat ini, komentar-komentar netizen tidak bisa lagi dibaca lantaran Hengky telah menonaktifkan kolom komentar unggahannya. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat