Kadis Pertanian Resmikan Komunitas Hidroponik Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sempitnya lahan pertanian di kota seperti di wilayah Kelurahan Nagri Tengah, menjadi tantangan untuk menyiasati keterbatasan lahan untuk bercocok tanam. Metode menanam dengan menggunakan media hidroponik, menjadi salah satu cara yang dikembangkan untuk memproduksi tanaman pangan.

Seperti yang diterapkan oleh Komunitas Hidroponik yang kerjasama dengan PT East – West Seed Indonesia dalam Program Tanaman Urban Farming Hidroponik di Lingkungan Malangnengah Wetan Rw 10 Kelurahan Nagri Tengah Kecamatan Purwakarta. Melalui sistem hidroponik ini, masyarakat mampu menghasilkan tanaman dengan masa panen yang lebih efektif, seperti sayuran sawi, bayam, Kangkung, Pakcoy, Pare dan selada.

Baca Juga:  Botram Satgas TMMD dengan Warga

“Sistem pertanian hidroponik terbukti lebih produktif, hanya membutuhkan waktu 45 hari tanam. Sedangkan penanaman secara konvensional baru bisa dipanen setelah 80 hari,” kata Agus Rachlan Suherlan, Kepala Dinas Pertanian, saat meresmikan Komunitas Hidroponik Purwakarta, Sabtu (22/12/2018).

Agus mengatakan, konsep hidroponik ini bisa diterapkan di halaman dan pekarangan rumah masing-masing, karena selain tidak membutuhkan lahan luas, konsep hidroponik lebih sehat dan mampu menghemat biaya rumah tangga untuk kebutuhan sehari hari.

Baca Juga:  Polri Ungkap Dugaan Korupsi Pengadaan Gerobak UMKM di Kemendag Senilai Rp76 Miliar

“Paling tidak, bisa ada penghematan dalam pengeluaran rumah tangga. Tidak perlu beli sayuran, cukup dengan tanaman sendiri,” kata Agus.

Ditempat yang sama,Ketua Komunitas Hidroponik Kabupaten Purwakarta Eni Lestiorini menjelaskan, tanaman hidroponik selain tidak membutuhkan lahan luas juga hasil dari tanaman nya dapat dikonsumsi secara langsung dibandingkan dengan tanaman konvensional.

“Tanaman hidroponik Ini lebih sehat dan alami, karena tanpa menggunakan pupuk kimia, jadi sayuran hasil tanam hebatnya dapat langsung dikonsumsi,” imbuhnya.

Baca Juga:  Karena Kosong, PMI Terpaksa Lakukan Muslub

Eni menambahkan, ini salah satu metode pemanfaatan lahan tidur di lingkungan untuk ditanami berbagai jenis sayuran. Selain dijadikan bahan sayuran, sayuran organik yang sudah dipetik juga dapat dijadikan bahan olahan makanan maupun minuman lain, seperti jus sawi, es krim pakcoy, simping dan keripik.

“Semoga hadirnya tanaman urban farming hidroponik dilingkungan kami menjadi inspirasi khususnya di lingkungan Malangnengah Watan Umumnya warga masyarakat Kabupaten Purwakarta,” harapnya. [Nto] Jabarnews | Berita Jawa Barat