Pandemi Bikin Saung Angklung Udjo Sepi, 90 Persen Karyawan Dirumahkan

JABARNEWS | BANDUNG – Tempat seni angklung di Jalan Padasuka, Kota Bandung, Jawa Barat, Saung Angklung Udjo (SAU), mengalami kondisi terpuruk lantaran sepi pengunjung selama pandemi Covid-19.

Direktur Utama (Dirut) Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengatakan kondisi saat ini merupakan yang paling terburuk yang pernah dialami SAU sejak berdiri puluhan tahun silam.

“Sejak pandemi Covid-19, Saung Angklung Udjo hanya menerima kunjungan sekitar 80-an orang per bulan atau 20-an pengunjung per minggu,” ujar Taufik, (22/1/2021).

Ia mengatakan jumlah tersebut dinilai sangat sulit, mengingat dengan kondisi normal sebelum pandemi, bisa dikunjungi oleh 2.000 orang dalam satu hari.

Baca Juga:  Jembatan Penghubung Cirebon-Kuningan Ambruk, Ini Langkah Dinas PUPR

“Pernah satu hari pengunjung hanya tiga orang: ibu, bapak, dan seorang anak, sementara pemainnya 30 orang,” kata Taufik.

Taufik menuturkan, ada syarat wajib bagi wisatawan menjalani rapid test dan lainnya, membuat banyak yang enggan datang ke Saung Angklung Udjo. Selain itu, masa pandemi membuat hampir seluruh sekolah memberlakukan pembelajaran jarak jauh.

“Sementara 90 persen pengunjung Saung Angklung Udjo adalah anak pelajar dari rombongan bus dan wisatawan asing,” tutur Taufik.

Baca Juga:  Buruan Klaim! Kode Redeem FF Selasa 13 Juni 2023, Ada Item Menarik Buat Mabar

Untuk mengurangi biaya operasional, kata Taufik, Saung Angklung Udjo memangkas 90 persen karyawan. Mereka dirumahkan. Padahal sebelumnya, pegawai tetap dan kontrak ada 600 orang.

Jika ditambah dengan pegawai di luar kontrak dan tetap, seperti pengrajin angklung dan para suplier ada sekitar 1.000 orang.

“Pengurangan pegawai bukan akan, tapi sudah sebagian bulan-bulan kemarin. Dari 600 sekarang cuma 40 lah yang standbye. Ini hampir 90 persen lebih,” ucapnya.

Baca Juga:  Tiga Cara Menyembuhkan Luka Batin Akibat Ditinggal Meninggal Dunia Orang Tersayang

Saat ini, ujar Taufik, pengelola Saung Angklung Udjo tengah mencari solusi untuk agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Taufik berharap, ke depan pemerintah daerah atau Pemkot Bandung bisa turun gunung membantu industri pariwisata yang kini terdampak pandemi.

“Harapan pada masyarakat mari kita sadar menjaga protokol kesehatan agar pemerintah tidak sulit mengendalikan. Kalau sudah mengerti kan kamia bisa berjalan dan sesuai standar yang bisa disepakati bersama,” ujar Taufik.