Pasar Tumpah Berkah Bagi Tukang Parkir

JABARNEWS | MAJALENGKA – Adanya pasar tumpah hari Kamis di Desa Prapatan, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, membuat jalan raya Cirebon-Kadipaten-Bandung macet total. Sebagai jalur alternatif, maka sebagian kendaraan besar dialihkan ke jalur Prapatan-Leuwimunding-Buniwangi-Palasah. Kondisi ini tentu saja membuat berkah tersendiri bagi petugas parkir dan pengatur lalu lintas.

Meskipun begitu, jalur alternatif yang baru selesai dihotmik itu juga menunjukkan intensitas peningkatan volume kendaraan. Pantauan jabarnews.com pada Kamis (7/6/2018), kedua jalur itu tampak ramai padat sejak pukul 09.00 WIB.

Baca Juga:  Sopir Taksi Online Asal Bandung Tewas Di Jurang Cikajang

Salah seorang petugas parkir di pertigaan Leuwimunding, Otong, mengatakan, pada setiap hari Senin dan Kamis, jalur alternatif Leuwimunding-Buniwangi-Palasah ini memang kerap dijadikan limpahan kendaraan dari arah Sumberjaya‎. Baginya, sebagai pengatur parkir dan lalu lintas, ia merasa bersyukur karena hal itu membuatnya menambah pemasukan.

“Kalau hari Senin dan Kamis, jalur ini sangat ramai. Apalagi ini mendekati lebaran, maka semakin ramai. Mobil-mobil besar yang mau belok, selalu minta diarahkan dan didampingi, setelah berhasil belok, maka saya akan disawer uang Rp. 2.000,- itu cukup banyak, karena banyak mobil besar lewat sejak pagi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Waduh, Tempat Ngaji Ponpes Nurul Tauhid di Sukabumi Ludes Terbakar

Di pertigaan Palasah juga tak kalah ramainya, arus kendaraan yang berasal dari arah timur Sumberjaya, maupun yang berasal dari arah selatan karena pengalihan dari Leuwimunding juga terlihat padat merayap. Mereka pun meminta bantuan jasa parkir untuk menyeberang.

Baca Juga:  Dejan Akui Kesalahan Pemain Borneo FC

“Sejak pagi, banyak kendaraan yang lewat ke jalur alternatif ini. Saya tidak menarif, tetapi kalau mobil besar biasanya ngasih, kadang ada juga yang melempar uang Rp. 5.000,- tentu saja saya gembira. Kalau untuk motor kebanyakan tidak ngasih, terlalu berbahaya kalau ngasih, karena kedua tangannya kan memegang stir motor, beda dengan sopir mobil yang santai ketika nyetir. Jadi diiklhlaskan saja.‎” ungkap Otong. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat