Petani Jabar Enggan Tanam Bawang Putih

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Jabar, Hendi Jatnika, menyatakan, Jawa Barat belum bisa memproduksi bawang putih. Kebutuhan nasional untuk bawang putih selama ini masih mengandalkan produktivitas petani di daerah Temanggung, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Jabar hampir tidak ada produksi bawang putih. Selama ini (kebutuhan) nasional mengandalkan di Jawa Tengah daerah Temanggung dan NTB,” katanya, Rabu (28/3/2018).

Baca Juga:  Soal Penyerapan Tenaga Kerja Disabilitas, Begini Kata Uu Ruzhanul Ulum

Kebutuhan itu, kata Hendi, hanya memenuhi lima persen saja, sedangkan sisanya impor dari negara lain terutama dari Cina. Hendi menuturkan, Jawa Barat sempat memproduksi bawang putih tahun 1980-an di Kawasan Ciwidey. Namun minat petani terus berkurang karena harga jual kurang bersaing dengan impor, sehingga mereka beralih ke komoditas lain, seperti cabai.

Selain itu, metodenya yang sulit dan mahal menjadi salah satu faktor petani enggan menanam bawang putih, serta risiko gagal panen yang dinilai tinggi.

Baca Juga:  Nina Heltina: Kebersamaan Modal Dasar Pembangunan Wilayah

Hendi melanjutkan, bawang putih bisa tumbuh maksimal pada ketinggian 1000 mdpl. Biaya produksinya mencapai Rp. 60 juta per hektare ditambah perawatan dan pemberian pestisida yang telaten.

“Di atas ketinggian itu juga komoditas saingannya banyak, seperti kol. Biaya produksi bawang putih tinggi, itu belum tentu keuntungannya lebih besar dari biaya produksi karena rawan diserang hama,” tandasnya.

Baca Juga:  RSUD SMC Siap Tangani Caleg Stres

Terkait program untuk membangkitkan semangat petani membudidayakan bawang putih mengandalkan dari pusat, dia berharap Kementerian Pertanian RI segera melakukan pengembangan bawang putih, terutama menyediakan benih.

“Ketersediaan benih susah. Yang ada impor. Itu juga mahal. Apalagi benih kan urusan nasional,” imbuhnya. (Dan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat