Tega! Jalan Ditembok Tetangga, Satu Keluarga di Parigi Pangandaran Terusir

JABARNEWS | PANGANDARAN – Seorang warga Dusun Pamagangan RT 04/13 Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran terpaksa harus mengosongkan rumah miliknya dan harus rela mengontrak.

Alangkah malangnya nasib Muslih (52), akses jalan menuju rumahnya ditutup benteng tembok setinggi 2,5 meter oleh pemilik lahan. Mirisnya, pemilik lahan tersebut merupakan tetangganya.

Berdasarkan informasi yang diterima, penutupan akses jalan tersebut terjadi berawal dari Muslih memperbaiki rumahnya bagian dapur. “Waktu itu, saya sedang belanja bahan material pasir untuk memperbaiki dapur,” kata Muslih, Sabtu (3/4/2021).

Baca Juga:  16.325 Botol Miras dan Barang Bukti Lainnya Dimusnahkan

“Nah, memang mobil bak yang membawa pasir masuk ke rumah saya harus melewati kebun milik tetangga itu,” lanjutnya.

Pria yang berprofesi tukang ojek ini menceritakan, sewaktu menurunkan pasir, pemilik tanah datang sambil marah-marah dan meminta mobil pembawa pasir untuk segera pindah.

“Sewaktu minta mobil pembawa pasir dipindahkan, pemilik lahan itu sambil mengancam akan melempar kaca mobil jika tidak segera dipindahkan,” ungkapnya.

Setelah kejadian tersebut, dirinya langsung menemui dan meminta maaf kepada pemilik lahan agar tidak berkepanjangan. “Padahal sebelumnya juga, ketika ada mobil yang parkir dilahan tersebebut pemiliknya tidak pernah melarang atau marah. Setelah beberapa bulan dari kejadian itu, pemilik lahan membangun benteng tembok hingga menutup akses jalan kerumah saya,” ucapnya.

Baca Juga:  Pengacara Setnov Sebut Ada Tersangka Baru E-KTP

Muslih menyebutkan, pihaknya sudah melakukan mediasi perihal penutupan akses jalan dengan pihak pemilik lahan dan lingkungan mulai dari Ketua RT maupun Kepala Dusun. Namun mediasi tersebut tidak membuahkan hasil.

“Karena tidak menemukan titik terang, akhirnya saya berikut tiga orang anak dan tiga cucu memilih ngontrak rumah di wilayah Desa Kalangjaladri,” paparnya.

Baca Juga:  Viral! Bentrokan Dua Ormas di Sukabumi, Seorang Dikabarkan Tewas

Muslih mengaku, harga rumah yang di kontrak sekarang sebesar Rp1 juta per satu bulan, harga tersebut terbilang berat. Padahal, punya rumah sendiri tetapi malah harus ngontrak.

“Saya hanya kerja sebagai tukang ojek, penghasilan dari ngojek kalau lagi rame bisa dapat Rp 60 ribu perhari. Tapi jika sedang sepi, paling dapat Rp 40 ribu, apalagi sekarang ditengah masa pandemi corona serba sulit mencari uang buat kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (Red)