BNNP Jabar Koordinasi Dengan Dinkes Soal ‘Ngefly’ Air Rebusan Pembalut

JABARNEWS | BANDUNG – Kabar remaja di Jawa Tengah mabuk dan kecanduan setelah minum air rebusan pembalut, ditanggapi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat.

Dikutip radarbogor.id, Kepala BNNP Jawa Barat Sufyan Syarif mewaspadai hal tersebut. Kendati belum ada penjelasan secara resmi.

Baca Juga:  91 ASN Positif COVID-19, 4 Kantor Pelayanan di Pemkab Bogor Ditutup

Karena itu paknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jabar untuk mengetahui kandungan kimia apa yang terdapat dalam pembalut itu.

“Ini nanti akan ada penjelasan dari Dinas Kesehatan dan BNN pengaruh tentang kandungan kimianya apa, sehingga mereka jadi mabuk,” kata Sufyan di Bandung.

Baca Juga:  Personel Satbrimob Polda Jabar Akhirnya Kembali Setelah Operasi Amole III dan Nemangkawi

Modus mabuk dengan air rebusan pembalut sama seperti mengoplos minuman dengan obat batuk atau obat anti nyamuk. Bahan-bahannya sangat mudah didapat dengan harga terjangkau.

“Dengan merendam pembalut, air digodog dan kemudian cairan itu diminum hingga akhirnya efeknya mabuk,” tuturnya.

Dalam hal ini Jawa Barat adalah wilayah penopang Ibu Kota, sehingga narkotika atau minuman keras oplosan akan mudah masuk dan menyebarluas hingga perkampungan.

Baca Juga:  Inilah Identitas Korban Ledakan Pabrik Petasan Warga Asal Cililin Jawa Barat

“Kasus di Jabar di perkampungan yakni daerah seperti Bekasi, Bogor, Bandung, dan lainnya,” tandasnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat