Korban Bullying Izin Tak Sekolah Sementara

JABARNEWS | BANDUNG – Korban perundungan (bullying) di SDN 023 Pajagalan sampai hari ini belum masuk sekolah.

Menurut Kepala SDN 023 Pajagalan, Dante Rigmalia, hal itu memang diminta kedua orangtua korban, untuk sementara anaknya tidak sekolah dahulu.

“Ya belum mau sekolah, masih rehat tapi pihak sekolah, komite, P2TP2A, dan psikolog ke rumahnya. Dan sebenarnya baik pelaku dan keluarga serta korban dan keluarga sudah saling memaafkan begitu juga kami meminta maaf,” ujar Dante kepada wartawan, Senin (3/9/2018).

Dante kembali menerangkan kronologis perundungan itu. Pada Selasa (8/2018), sekitar pukul 10.05 WIB, anak-anak tersebut tengah istirahat, sebagian makan di kelas dan yang lain di luar.

Baca Juga:  Bangunan SD di Ciamis Terancam Roboh Akibat Pergeseran Tanah

Saat itu, lanjutnya, beberapa anak bercanda. Ada anak mengacungkan kaos kaki kepada anak yang sedang makan. Rupanya hal itu membuat anak yang sedang makan tak terima hingga dua-duanya marah.

Setelah bel berbunyi mereka pun bergegas olahraga. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi hingga ada video tersebut.

“Guru sedang tidak di kelas, mungkin saat itu perilaku buruk itu terjadi. Tapi anak-anak tersebut sudah menyadarinya dan sangat bslisa komunikasi baik bisa diajak saling memaafkan,” ungkap Dante.

Langkah sekolah selanjutnya, ucap Dante, yakni sumber daya manusia. Di mana sistem piket akan kembali dilakukan.

Baca Juga:  Gudang Rongsokan Terbakar di Pangandaran, Kerugian Capai Rp1 Miliar

“Nanti ada guru piket lebih optimal, tata aturan, para guru dan anak gunakan HP, dan sebagainya akan lebih tegas lagi,” tegasnya.

Saat ini baik pelaku atau pun korban dalam video itu, kata Dante, langsung ditangani KPAI.

Pihak sekolah sendiri diakuinya merasa kejadian itu sebagai bahan refleksi dan diskusi

“Mereka harus menyadari itu tidak akan baik. Harus ada bimbingan belajar kelompok berhubungan yang baik. Lalu jika ada teman celaka atau seperti itu mereka harus bagaimana nanti di bimbingan konseling melalui permainan,” pungkasnya.

Baca Juga:  Informasi BMKG Hari Ini, Potensi Hujan Kilat dan Angin Kencang Tiga Harian di Jawa Barat

Lanjutnya, kondisi anak datang ke sekolah dari rumah juga salah satu pemicu bullying. Karena biasanya si anak akan melampiaskan masalah dirumahnya saat di sekolah.

“Soal siswa yang ditangani aturan 28 anak tetapi di sekolah ini satu kelas 35 anak dan itu juga jadi masalah penangan. Saat ini jumlah siswa kita sebanyak 808 anak. Nanti kita evaluasi lagi penanganan anak dengan jumlah guru yang ada ini. Terpenting saat ini hilangkan trauma, rasa malu dan lainnya pada korban dan pelaku,” tutupnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat