Pengangguran Tinggi, Wali Kota Baru Dituntut Beri Solusi

JABARNEWS | KOTA BOGOR – Wali Kota Bogor baru diharapkan dapat memberikan solusi terhadap persoalan minimnya lapangan pekerjaan di wilayah itu.

Berdasarkan data di Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bogor, pada 2011 penganggurhadap menyentuh angka 44.985 jiwa.

Memasuki 2012 angka tersebut berangsur turun menjadi 39.417, namun kembali meningkat pada 2013 mencapai 43.856.

Tak sampai di situ, pada tahun berikutnya angka pengangguran kembali menurun meski tak terlalu signifikan di angka 43.503. Namun, pada 2017, angka pengangguran kem­bali mengalami kenaikan. Angka itu merupakan lonjakan tertinggi dalam kurun waktu empat tahun ke belakang, yakni men­capai 47.438 jiwa.

Baca Juga:  Alumni Pesantren Siap Menangkan Maman-Jefry

Selanjutnya, untuk angka usia pengangguran, sejak 2011 hingga 2017, untuk angka tertinggi berusia 20-24 tahun, disusul usia 25-29 tahun, dan usia 15-19 tahun di posisi tiga.

Baca Juga:  HPN 2019, Kapolres Purwakarta: Jadilah Jurnalis Profesional

Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Disnaker Kota Bogor, Dwi Aang, mengatakan, untuk mengatasi pengangguran perlu sinergitas dari berbagai pihak.

“Perlu adanya sinergitas dari ber­bagai pihak, baik dari unsur pemerintah hingga perusahaan swasta di Kota Bogor,” tutur Dwi, dilansir Metropolitan.id, Jumat (29/6/2018)

Dikatakannya, perlu adanya surat edaran dari pemerintah Kota Bogor kepada pelaku usaha terkait lowongan peker­jaan yang dibutuhkan.

Baca Juga:  Sejumlah Jalan Tikus Di Kuningan Terpantau Ramai Wisatawan Saat Liburan Lebaran

“Saat membuka lowongan hingga penyerapan tenaga kerja seharusnya ada pelaporan dari pihak yang bersangkutan agar bisa didata,” jelasnya.

Saat disinggung soal kate­gori usia tuna karya (pengang­guran, red) Kota Bogor,

“Kalau dilihat dari kategori usia tuna karya, usia produktif merupa­kan nominasi terbanyak angka penangguran di Kota Hujan,” paparnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat