Ternyata Kurban Bagian Dari Ekonomi Syariah

JABARNEWS | BANDUNG – Dalam perspektif ekonomi, kurban ternyata bagian dari sistem ekonomi syari’ah.

Dan menurut pakar ekonomi syari’ah dan Wakil Dekan III FEB Ekonomi Unisba, Dudung Abdurrahman, ia menjelaskan bahwa setiap kurban itu ada nilai ekonominya.

“Kurban secara demand memiliki dua kebutuhan yang pertama sebagai konsumsi dan yang kedua sebagai ibadah,” ujar Dudung saat ditemui jabarnews.com di FEB Ekonomi Unisba, Bandung, Jum’at (25/8/2018).

Baca Juga:  Biografi R.A. Kartini, Sosok Inspiratif Kaum Perempuan

Sebagai baham konsumsi ini yang menjadikan kurban sebagai bagian dari ekonomi syariah. Sedangkan titik tekan ekonomi syari’ah ada bagian supply-nya.

“Yang menjadi poin inti ada di supplynya, karena supply itu meliputi distribusi hewan kurban,” katanya.

Lanjutnya supplay hewan kurban sapi, domba dan kambing menjadi sebuah sistem bagi ekonomi syariah. Sistem itu merujuk pada peternak yang menjual hewan kurban.

Baca Juga:  Usai Daftar ke KPU Jabar, Demiz Berharap Pilkada Berjalan Jurdil

“Pendistribusian hewan untuk kurban menjadi transaksi antara penjual dan pembeli hewan kurban,” ujarnya.

Ia menilai bahwa setiap peternakan akan memiliki keuntungan dari penjualannya. Hal itu karena kebutuhan hewan kurban dari tahun ke tahun semakin bertambah.

“Kita lihat kebutuhan hewan kurban yang semakin bertambah setiap tahunnya dan para pemasok hewan akan diuntungkan karena banyak permintaan. Kalau hal ini terus dimanfaatkan maka akan perekonomian syari’ah dapat berjalan,” jelasnya.

Baca Juga:  Waduh! BLT Tunai tidak Tepat Sasaran, Kartu Prakerja Tak Efektif

Ia juga berharap setiap orang yang ingin berkurban harus mengutamakan niat ibadahnya agar kurban sebagai ekonomi syari’ah berjalan dengan seimbang.

“Kurban adalah ibadah, jadi harus dimaksimalkan agar berjalan secara menyeluruh menjangkau pelosok-pelosok terpencil, sehingga kurban akan menjadikan kesejahteraan walau hanya setahun sekali,” tutupnya. (Rnu)

Jabarnews | Berita Jawa Barat