Selain itu, Dedi Supandi menjelaskan, bahwa jumlah SMA/SMK/SLB negeri cenderung lebih sedikit disandingkan sekolah swasta. Di mana Jabar hanya memiliki 848 sekolah negeri, sedangkan sekolah swasta sebanyak 4.115.
“Kita sudah melakukan imbauan dari jauh-jauh hari, sejak bulan Februari (2022) kita lakukan bagaimana sekolah swasta untuk turut menggratiskan bagi keluarga tidak mampu,” katanya.
Dedi juga memastikan, meskipun gratis namun mutu pendidikan tetap menjadi hal yang sangat penting. Mutu pendidikan dasar itu sudah dihitung, baik itu dari dana BOS, BPMU pemerintah provinsi (Pemprov) Jabar termasuk dari program KETM.
Pihaknya telah mensupport anggaran kurang lebih di 900 miliar untuk anggaran BPMU kepada sekolah swasta. Untuk keluarga tidak mampu yang masuk ke sekolah swasta juga ada tambahan sekitar Rp 2 juta per siswa.
“Kita juga sudah menitipkan ke sebagian sekolah dan yayasan jika ada yang dilakukan di sekolah tersebut, justru yang terjadi adalah saling gotong royong. Jadi sumbangsih dari siswa yang mampu itu akan mensubsidi sumbangan bagi yang tidak mampu,” katanya.