Jumlah ODP dan PDP Terus Bertambah Di RSHS Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kembali merilis jumlah data Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Dalam laporannya, Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, M. Kamaruzzaman menyebut ODP kembali bertambah 10 orang, jadi total saat ini ada 355 ODP. Sedangkan, untuk PDP bertambah 5 orang sehingga jumlah yang dirawat adalah 54 orang.

“Dari 54 orang kasus PDP ini yang terkonfirmasi positif berjumlah 24 orang sedangkan yang belum terkonfirmasi atau masih menunggu hasil swab berjumlah 23 orang,” kata Kamaruzzaman di RSHS Bandung, Kamis (9/4/2020).

Baca Juga:  Dua Ajudan Ade Yasin Diperiksa KPK, Ali Fikri Ungkap Tujuannya Ini

“PDP yang terkonfirmasi negatif berjumlah tujuh pasien untuk PDP sembuh setelah dirawat oleh Rumah Sakit Hasan Sadikin berjumlah 57 orang,” tambahnya.

Dia menjelaskan, dari 57 orang PDP yang sembuh terkonfirmasi positif ada 12 orang semnetara yang terkonfirmasi negatif 45 orang. Untuk PDP yang meninggal dunia total seluruhnya berjumlah 26 orang.

Baca Juga:  Operasi Aman Nusa II, Cara Polres Purwakarta Cegah Covid-19

“Dari 26 orang PDP yang meninggal dunia ini yang terkonfirmasi positif berjumlah 16 orang dan yang belum terkonfirmasi berjumlah 10 orang, total PDP keseluruhan yang dirawat di RSHS sampai hari ini bejrumlah 137 orang dari 137 orang yang dirawat di RSHS, yang positif berjumlah 52 orang,” lanjutnya.

Kamaruzzaman juga menghimbau masyarakat Jawa Barat untuk terus menjaga kesehatannya masing-masing dalam mencegah penularan Covid-19 dnegan selalu melakukan physical dan social distancing.

Baca Juga:  Kang UU Diduga Lakukan Pelanggaran Kampanye

“‘Menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan dengan air sabun dan juga menghindari kerumunan,” imbaunya.

“Kami juga menghimbau kepada warga yang berada di sekitar TPU pemakaman bahwa korban jenazah Covid-19 tidak mungkin akan menularkan lingkungan karena kami sudah melakukan standar prosedur yang ketat sesuai dengan yang ditetapkan oleh WHO,” tutupnya. (RNU)