Kelangkaan Pangan Kerap Jadi Realita Yang Berulang-ulang, Ini Saran Ekonom

JABARNEWS | DEPOK – Aspek kelangkaan ketersediaan pangan di masyarakat menjadi realita yang berulang-ulang terutama saat Lebaran atau Idul Fitri di mana harga pangan yang melonjak.

Hal tersebut menjadi sorotoan Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E. Halim dimana itu terjadi karena manajemen pangan belum terintegrasi dengan baik. Artinya persoalan pangan tidak hanya diurus Kementerian Pertanian tapi melibatkan Kementerian atau Lembaga lainnya.

Baca Juga:  Soal Pembakaran Al Quran, Ini Langkah Tegas Pemerintah untuk Redam Konflik

“Pangan senantiasa menjadi masalah pada waktu-waktu tertentu akibat belum baiknya manajemen pangan nasional,” kata Rizal E. Halim di Depok, Jawa Barat, Minggu (21/06/2020).

Rizal mengatakan jika merujuk pada UU 18/2020 tentang Pangan, idealnya Indonesia sudah memiliki peta jalan kemandirian pangan bahkan kedaulatan pangan.

Baca Juga:  Info Penting dari Bima Arya untuk Masyarakat Kota Bogor

Untuk itu kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tersebut, perlu penanganan masalah pangan yang tepat demi kebaikan bersama, apalagi dalam masa pandemi COVID-19 tersebut.

Kemudian lanjut Rizal yang juga menjabat sebagai Direktur Lingkar Studi Efokus, manajemen pangan nasional relatif belum baik dengan importasi yang mendominasi kebutuhan pangan nasional.

Baca Juga:  Manfaatkan SDA-LH, PKM PWK Unisba Gelar Pelatihan Penataan Ruang Desa

Selanjutnya, alur dan informasi pangan dari dan antarpulau belum dikelola dengan baik. Keempat, teknologi pangan yang banyak dikembangkan di pendidikan tinggi tidak digunakan sebagai bagian dari inovasi teknologi pangan.

Dan yang terakhir, kegiatan rente (rent seeking) di sektor pangan terlalu kuat dan belum dapat dikendalikan. (Red)