LTM PWNU Jabar Apresiasi Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta Gelar GCM di 80 Masjid

JABARNEWS | PURWAKARTA – Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) PWNU Jawa Barat mengapresiasi Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta dalam mengisi Harlah NU ke 95 dan Miladnya yang ke-28 dengan melaksanakan kegiatan Gerakan Cinta Masjid (GCM).

Apresiasi dalam mengisi Harlah NU dengan dibarengi milad Ponpes Al-Muhajirin itu, bisa menggelar kegiatan GCM yang dilaksanakan secara serentak di 80 Masjid di wilayah Purwakarta, Karawang & Subang.

Hal itu disampaikan Dindin Ibrahim selaku Ketua LTM PWNU Jawa Barat pada saat pelepasan Tim GCM yg melibatkan seluruh stackeholder Yayasan Al-Muhajirin dari mulai Guru dan Staff PAUD, TK, SD, MI SMP/MTs, MA/SMA & STAI Al-Muhajirin.

Baca Juga:  Video Viral Pembacaan Ikrar, Ini Klarifikasi Ketua DPRD Kota Cirebon

Didin Ibrahim mengatakan GCM tersebut senada dengan program LTM yaitu kegiatan Bersih-Bersih Masjid (BBM) Berkah yg diluncurkan oleh LTM PBNU.

“Dan alhamdulillah LTM PWNU semenjak tahun 2017 sampai sekarang konsisten dalam kegiatan BBM Berkah tersebut. Sudah ratusan masjid se Jawa Barat kami bersihkah,” ujar Didin pada Jabarnews.com, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga:  Lima Aplikasi Populer Saat Pandemi, Diantaranya Layanan Video Streaming

Sementara itu menurut Ketua Yayasan Al-Muhajirin DR. HJ. Ifa Faizah Rahmah, MAg menyampaikan, bahwa kegiatan GCM ini sudah dilaksanakan 4 tahun dalam rangka mengisi Milad Pondok Pesantren Al-Muhajirin.

“Untuk tahun ini kami melaksanakan di 80 Masjid, selain mengadakan Bersih-Bersih Masjid kami memberikan bantuan berupa alat-alat kebersihan dan infak untuk kas DKM,” ujar Ifa Faziah.

Baca Juga:  Kalahkan Myanmar Lewat Drama Adu Penalti, Timas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF U-16

Menurut Ida, kegiatan tersebut dilakukan bertujuan untuk menanamkan rasa kepedulian kepada masyarakat agar masjid senantiasa dirawat dan bersih sepanjang masa.

“Kalau tahun sebelumnya kita libatkan peserta didik SD sampai Mahasiswa, mengingat tahun ini masih dalam suasana pandemi covid 19, kami hanya melibatkan para guru, staff dan beberapa santri yg mondok saja,” ujarnya. (Red)