JABARNEWS | JAKARTA – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pembatalan pensiun dini PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 MW yang dioperasikan PT Cirebon Electric Power (CEP).
Keputusan ini diambil dengan dua pertimbangan utama: umur operasional yang masih panjang dan penggunaan teknologi supercritical yang lebih ramah lingkungan.
“Cirebon itu salah satunya yang umurnya masih panjang, dan teknologinya juga sudah super critical, relatif lebih baik,” ujar Airlangga saat konferensi pers Just Energy Transition Partnership (JETP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (5/12/2025).
Airlangga menjelaskan, teknologi supercritical yang digunakan PLTU Cirebon-1 mampu menekan emisi lebih efektif dibanding pembangkit konvensional.
Karena itu, pemerintah memilih mencari alternatif pembangkit lain yang lebih tua dan berdampak lebih besar terhadap lingkungan untuk dipensiunkan lebih dulu.
Cari PLTU Pengganti yang Lebih Tua
Sebagai gantinya, pemerintah akan mengalihkan program pensiun dini ke PLTU lain yang berusia lebih tua.
Namun Airlangga belum merinci secara spesifik pembangkit mana yang akan menjadi target.
“Penggantinya nanti ada PLTU yang lebih tua, karena banyak PLTU yang tua. Nanti kita tanya PLN,” katanya singkat.
Rencana awal pensiun dini PLTU Cirebon-1 akan dibiayai Asian Development Bank (ADB) melalui program Energy Transition Mechanism (ETM).





